Guruku Anakku
Bekerja dari rumah (work from home) merupakan blessing in disguise tersendiri. Ada waktu-waktu yang lebih panjang untuk berinteraksi, mengobservasi anak saya. Memiliki anak berumur 19 bulan sekarang, saya pun merasa bahwa anakku adalah guruku.
Alih-alih merasa sebagai si serba tahu, saya merasa banyak belajar dari anak saya tentang berbagai hal. Saya pikir sudah banyak pula yang menerapkan konsep tersebut, bahwa orang tua bukanlah si maha tahu.

Memiliki argo pengalaman hidup yang lebih banyak, bukan berarti menjadikan kita lebih tahu, lebih bijaksana. Jangan-jangan kita cuma lebih tua, tapi tidak lebih bijaksana (hehehe…).
Menjadi orang tua memberikan kesempatan untuk mendalami aneka ilmu-ilmu baru. Belajar tentang belajar. Bagaimana anak berusaha untuk memahami dunia dengan menggunakan panca indranya, akankah kita sebagai orang tua alih-alih menstimulasi, memfasilitasi, malahan menjadi penghambat?
Seperti dari buku bertema Montessori yang saya baca, bahwasanya anak bukanlah kertas kosong. Kertas kosong dalam artian kitalah yang maha tahu menjejalkannya dengan aneka perintah, pengetahuan. Nyatanya fitrah anak dapat dengan mandiri berdikari untuk belajar, kita sebagai orang tua dapat menstimulasi, merancang ekosistem yang asyik baginya untuk belajar.
Masih dari buku tersebut, saya pun mendapatkan pemahaman bagaimana anak seperti semen basah. Yang masih begitu lentur untuk dibentuk. Dan kita yang sudah beruban ini bisa jadi seperti semen keras, yang begitu keras kepala, konservatif, dan bisa jadi antipati terhadap perbaikan.
Untuk melakukan kebiasaan baru yang baik, bagi kita-kita yang sudah berumur ini bisa jadi begitu sulit. Sedangkan bagi anak, kebiasaan baru yang baik dapat lebih cepat dilakoni.
Sikap puritan, empati, berbagi, pun saya lihat dari tindak tanduk anak saya. Dia melakukannya melalui tindakan. Tak sekadar ucapan yang sekadar mengambang di udara. Tak sekadar pengetahuan yang sekadar tahu, tapi tidak dikerjakan.
Hal-hal baik tersebut menegaskan guruku adalah anakku. Mari kita sama-sama belajar, sebagai orang tua juga harus senantiasa belajar bukan?