Ketika Anjing Pelacak Mengendus
Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang lazim dimiliki manusia. Anjing sering dipercaya untuk menjaga rumah pemiliknya. Selain menjadi hewan peliharaan dan penjaga rumah, anjing juga sering digunakan polisi untuk membantu penyelidikan, di antaranya dengan menjadi hewan pelacak.
Ada beberapa jenis tertentu yang paling sering digunakan oleh polisi untuk menjadi anjing pelacak. Yakni Rottweiler, German Shepherd, Labrador Retriever, Bullmastif, Belgian Malinois.
Secara definisi anjing pelacak merupakan anjing yang telah dilatih untukk menggunakan indranya (hampir selalu menggunakan indra penciuman) untuk mendeteksi substansi seperti bahan peledak, obat-obatan terlarang, selundupan hewan atau tumbuhan, uang, atau darah.
Salah satu alasan anjing digunakan untuk melacak yakni anjing memiliki lebih dari 3 juta reseptor penciuman, 50 kali lipat lebih banyak dibandingkan reseptor manusia.
Anjing pelacak juga dikenal bisa dilatih untuk mendeteksi beberapa penyakit, seperti malaria, kanker, dan penyakit Parkinson.
Dalam kondisi kekinian, anjing pelacak bahkan digunakan untuk mengendus virus Covid-19. Bandara Uni Emirat Arab, Finlandia, serta bandara internasional Santiago, Cile, merupakan deretan contohnya.
Pada bandara internasional Santiago, Cile, sebuah tim beranggotakan anjing Golden Retriever dan Labrador akan duduk saat mereka mencium bau virus itu dan mendapatkan makanan. Anjing-anjing itu memakai jaket hijau bertulisan “biodetector” dengan tanda silang merah.
Penumpang di pos pemeriksaan kesehatan bandara akan menyeka leher dan pergelangan tangan mereka dengan kain kasa yang disediakan. Kain kemudian dimasukkan ke wadah kaca dan diberikan kepada anjing untuk diendus.
Petugas akan melihat apakah mereka mendeteksi Covid-19 dari kain kasa tersebut. Berdasarkan penelitian, anjing dapat mengidentifikasi individu yang terinfeksi dengan akurasi 85 hingga 100 persen. Penciuman hewan ini juga bisa mengetahui tidak ada infeksi dengan akurasi 92 hingga 99 persen.
Sumber: Bobo, Tempo