Carian
Menulis, Dari Mesin Tik Hingga Diary
February 9, 2021 Arifin

Menulis, Dari Mesin Tik Hingga Diary

Menulis, bisa dilakukan dengan berbagai medium. Baik itu secara alat ataupun “tempat menuangkan ide”.

Di zaman iPhone dan Android ini, Jombang Santani Khairen merupakan penulis yang masih setia menggunakan mesin tik. Tercatat ia bahkan mengoleksi hingga lima mesin tik.

An Old Typewriter With 2040 Typed On Paper

“Kalau menulis di laptop atau komputer kita sering menghukum diri sendiri dengan backspace. Kita menghakimi tulisan sendiri jelek. Tapi kalau di mesin ketik enggak bisa diedit, terima apa adanya. Draft pertama mau jadinya seperti apa enggak masalah,” kata Khairen.

Khairen juga menggunakan mesin tik untuk membuat konten di Instagram, yaitu Instapoet atau Quote.

Sementara itu Fayanna Ailisha Davianny merupakan penulis muda yang telah menghasilkan 42 buku di usia 13 tahun. Ia mulai menulis tidak dengan komputer, tetapi dengan tulisan tangan di buku.

Fayanna hobi menulis sejak usia tujuh tahun. Ketika umurnya belum genap delapan tahun, ia mengikuti sebuah lomba cerpen tingkat nasional yang diadakan sebuah penerbit buku. Ia berhasil menjadi juara dua dan menerbitkan buku pertamanya pada bulan Oktober 2013 yang berjudul Tersandung Hobiku.

Sementara itu Raditya Dika, memiliki kegemaran menulis buku harian sejak SD. Penulis buku Kambing Jantan ini mengaku sudah menulis buku harian mulai kelas 4 SD.

“Ada satu tulisan di diary-ku, waktu itu aku nembak cewek pas kelas 4 di kantin, terus aku tulis kan. Nah anehnya ketika tulisan itu aku baca 2 atau 3 tahun kemudian pas mau masuk SMP lah, kok jadinya lucu. Saat itu aku berpikir semua tragedi yang aku alami bisa jadi komedi.”

“Kalau orang nanya kerjaan gue ngapain, pada saat gue menulis buku adalah menulis tragedi-tragedi kecil dalam hidupku menjadi sebuah komedi,” ungkap Radit.

Menulis, bisa dilakukan dengan berbagai medium. Baik itu secara alat ataupun “tempat menuangkan ide”. Bisa dengan menggunakan mesin tik, bisa dengan menulis tangan, ataupun menuangkannya di diary. Yang terpenting adalah terus menulis!

 

Sumber: Detik, Liputan 6, Grid

 

Komen