Carian
Link and Match Pendidikan dan Pekerjaan
February 17, 2021 Arifin

Link and Match Pendidikan dan Pekerjaan

Telah siapkah untuk bekerja? Hal itu menjadi pertanyaan link and match antara pendidikan dan dunia kerja. Nyatanya terkadang ada jarak, rumpang.

Tentunya saya percaya bersekolah merupakan bagian dari ekosistem yang melatih dan mengasah aneka kompetensi. Mulai dari cara berpikir, karakter, bersosialisasi, dan lain sebagainya. Maka sudah sejauh manakah sekolah untuk melatih aneka kemampuan bagi peserta didiknya?

Apakah menjejali dengan aneka konten, yang celakanya sudah tidak relevan ketika si anak lulus. Sekolah dengan demikian, sama seperti entitas lainnya, perlu untuk menjaga dirinya agar senantiasa relevan. Kolaborasi diperlukan.

Side view of young crop female making coffee with colleague near coffee machine of kitchen in cafe

Kolaborasi yang lazim dikenal di antaranya magang. Bagaimana siswa “mencicipi” suasana bekerja.

Murid juga perlu kiranya untuk siap “berenang di laut lepas”. Maka terus menerus mengeramnya dalam “ekosistem tertutup”, merupakan hal yang tidak tepat. Anak di antaranya perlu tahu mengenai ragam pekerjaan yang ada beserta dinamikanya.

Orang tua yang datang ke sekolah menceritakan pekerjaannya, merupakan sesi yang membuat koneksi itu. Murid dapat bertanya tentang lika liku pekerjaan.

Para alumnus yang datang untuk menceritakan dunia kerja, juga memberikan perspektif bagi peserta didik. Bahwasanya selama di sekolah, sesungguhnya masih terentang kesempatan untuk belajar aneka kompetensi.

Orang tua juga dengan berdiskusi dengan anaknya, dapat membuat menu pembelajaran. Personalisasi pembelajaran. Lini-lini pelajaran tertentu yang perlu dikuatkan, dikarenakan hal itulah yang sesuai dengan minat serta potensi anak.

Project-based learning juga dapat mengasah peserta didik untuk berkarya. Di samping itu mengetahui tentang ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi yang tidak sekadar teori, melainkan dalam ranah nyata. Anak pun tahu mengenai diperlukan usaha tertentu untuk menghasilkan uang, opportunity cost, dan sebagainya.

Tentu merapatkan jarak antara pendidikan dengan ranah kerja, perlu “digempur” oleh berbagai aspek yang saling mendukung.  

Komen