Kemampuan Beradaptasi Manusia
Adaptasi kebiasaan baru. Nyaman dalam ketidaknyamanan. Begitulah kiranya ketika berbagai hal baru mulai “menggoyang” sesuatu yang sudah mapan atau sesuatu yang sudah biasa kita lakukan.
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menghadirkan sejumlah adaptasi kebiasaan baru yang diperlukan guna memitigasi risiko penyebaran Corona. Salah satunya terkait seruan untuk menghindari kerumunan, serta meminimalisir pertemuan tatap muka.
Sebagian besar sekolah di Indonesia tidak menempuh opsi pembelajaran tatap muka. Sementara di Pulau Jawa dan Bali, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mengharuskan hanya 25% pekerja yang boleh di kantor, sisanya sebanyak 75% berada di rumah.
Sejumlah kebiasaan pun ditempuh, dikarenakan kondisi itu, di antaranya pembelajaran online, rapat secara online. Tentu diperlukan adaptasi terkait hal ini. Mulai dari peralatan, aplikasi, cara penggunaan, metode agar efektif secara online. Kita beradaptasi, manusia beradaptasi.
Adaptasi kebiasaan baru juga dilakukan, entah ketika mau bertemu dengan seseorang, syarat dan ketentuan untuk bekerja di kantor, ataupun syarat untuk pulang-pergi ke suatu daerah. Hal itu yakni dengan melakukan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau pun rapid test antigen. PCR atau rapid test antigen dilakukan untuk mendeteksi keadaan terkini diri, apakah terpapar Corona atau tidak.
Saya pribadi tidak merasa nyaman ketika melakukan PCR, terutama ketika mengambil sampel di tenggorokan. Dari pantauan di media sosial, hal setipe dialami oleh sobat-sobat saya ketika melakoni screening tersebut. Namun, hal itu kudu dilakukan sebagai prasyarat. Kita beradaptasi, manusia beradaptasi.
Adaptasi kebiasaan baru juga tentunya 3M yakni Menggunakan masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak. Tentu hal ini kudu dilakukan untuk memitigasi risiko Corona. Ketidaknyamanan tentu bisa terjadi ketika memulai kebiasaan 3M tersebut. Namun, para epidemiolog, ahli kesehatan telah sepakat 3M merupakan cara ampuh untuk menjaga diri dari Corona. Semoga saya dan Anda teguh melaksanakan 3M ini.
Sejumlah kebiasaan di masa pandemi, nyatanya baik adanya untuk diterapkan di segala waktu. Contohnya terkait bekerja, belajar secara online (tentu dengan proporsi waktu tertentu). Hal tersebut menunjukkan kita bisa bekerja, belajar di mana saja, kapan saja.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir pun tentu baik adanya untuk dilakoni sepanjang hidup.
Semoga melalui pandemi ini bermekaranlah sejumlah kebiasaan yang baik dari diri kita.