Mengimbuhkan Gerak dalam Kegiatan Sehari-hari
Belum lama ini saya menggunakan smartwatch. Salah satu fitur yang teramat membantu yakni menghitung berapa jumlah langkah kita dalam sehari. Minimal 10.000 langkah menjadi patokan. Dengan smartwatch yang saya gunakan, terpantaulah sudah berapa langkah yang saya lakukan.
Nyatanya terkait jumlah langkah berkorelasi dengan kesehatan. Seberapa malas Anda melangkah dapat menyebabkan aneka penyakit bersarang. Dikenallah istilah sedentary lifestyle. Dan ternyata fenomena malas bergerak ini merupakan pandemi baik di negara ekonomi maju maupun di negara miskin.
Berdasarkan data dari 122 negara, WHO mendapati hampir sepertiga orang dewasa dan empat per lima remaja kurang bergerak sepanjang hidupnya.

Di Indonesia, hasil riset Stanford University, Amerika Serikat, pada 2017, menunjukkan betapa lazim orang malas berjalan kaki–rata-rata hanya 3.513 langkah dalam sehari, jauh di bawah rerata dunia, 5.000 langkah.
Lantas apa sajakah imbas negatif dari malas bergerak? Orang yang lama tak beraktivitas fisik sangat berisiko mengidap obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan macam-macam kanker.
Sedangkan untuk anak-anak, bergerak minimal dalam sehari dibutuhkan agar sistem jantung dan kepadatan tulangnya tumbuh sempurna.
Lantas apa yang harus dilakukan dalam keseharian? Aktivitas fisik baiknya dilakukan paling tidak 30 menit sehari. Bila tidak bisa berolahraga langsung, bisa dengan berjalan atau naik tangga.
Adapun salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk orang yang terbiasa hidup sedentari adalah functional training. Functional training lebih disesuaikan dengan gerak tubuh dengan alat olahraga yang simpel.
Gerakannya sederhana dengan penyesuaian terhadap gerak tubuh sehari-hari seperti berjalan, menggendong anak, menenteng kantong belanja, naik-turun tangga, dan sebagainya. Tujuannya adalah meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan stabilitas tubuh.
Sumber: Tempo, FK UI