Mari Bertanya dan Bertanya
Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah gunanya
Ingat potongan lirik lagu yang dibawakan Bimbo tersebut? Yups, pertanyaan adalah sesuatu yang sesungguhnya melekat pada manusia. Lihatlah anak kecil yang begitu antusias dengan rasa ingin tahunya. Bertanya ini-itu hingga membuat yang lebih senior secara umur kewalahan menjawabnya.
Namun, rasa bertanya itu sayangnya dapat padam seiring waktu. Mungkin itu dialami oleh saya dan Anda. Apa pasal? Bisa jadi karena ekosistem dimana kita tumbuh yang meredupkan semangat bertanya itu.
Mungkin di bangku sekolah yang tidak menghidupkan semangat bertanya, mungkin orang-orang yang lebih senior secara umur yang memangkas rasa ingin tahu dan pertanyaan-pertanyaan itu.
Tentu kita bisa melakukan sesuatu dan tidak sekadar mengeluh tentang keadaan. Di antaranya dengan menghidupkan pertanyaan di diri sendiri dan ekosistem. Penulis Dewi Lestari di antaranya menyarankan agar anak usia sekolah dimungkinkan membaca banyak buku, penuhi rasa ingin tahu itu dengan membaca banyak buku, melihat suatu fenomena dapat ditelusuri dalam berbagai cara pandang.
Jika Anda telah menjadi orang tua, tumbuhkan semangat anak untuk bertanya. Upayakan dengan sungguh menjawab segala pertanyaan anak Anda. Jika Anda belum tahu jawabannya, bisa dengan mengajak anak sama-sama mencari tahu.
Mari bertanya dan bertanya, sesungguhnya dapat menghidupkan daya kritis. Hal itu dapat berguna bagi siapapun di umur berapa pun. Melimpahnya informasi dapat bercampur dengan aneka berita palsu, tidak benar. Dan untuk menyaring ini keterampilan bertanya dan mempertanyakan diperlukan. Dari informasi, merupakan hulu dari pikiran dan tindakan.