Mengenal Guiding Block
Bagi Anda yang sering berjalan kaki di trotoar, pasti pernah melihat ada bagian trotoar yang berwarna kuning cerah di sepanjang trotoar. Ini fungsinya bukan penghias trotoar, tapi sebagai panduan berjalan atau guiding block untuk pejalan kaki penyandang disabilitas, terutama tunanetra.
Guiding block berada di jalan raya. Berwarna kuning dengan tingkat kekasaran permukaan yang berbeda supaya dapat dikenali secara mudah oleh low vision maupun orang buta.
Guiding block berfungsi sebagai pengarah supaya tunanetra dapat berjalan lurus mengarah ke suatu tujuan tertentu.
Guiding block yang disebut ubin taktil ini diciptakan oleh seorang warga negara Jepang bernama Seiichi Miyake. Dia membuat ubin taktil pertama pada tahun 1965 karena ingin membantu temannya yang mulai kehilangan penglihatan.
Setelah mencoba menciptakan ubin taktil yang di Jepang disebut Tenji block, dia mulai memperkenalkan penemuannya pada 18 Maret 1967. Ubin taktil pertama dipasang di kota Okayama, tepatnya di sebelah sekolah khusus untuk tunanetra. Pemasangan Tenji block ini kemudian membuat para penyandang tunanetra menjadi lebih mudah untuk berjalan di ruang publik secara mandiri atau tanpa pendampingan.
Lantas material apa yang digunakan pada guiding block? Ubin pengarah (guiding block) harus dibuat dari material yang kuat, tidak licin, dan diberikan warna yang kontras dengan warna ubin eksisting seperti kuning, jingga, atau warna lainnya sehingga mudah dikenali oleh penyandang gangguan penglihatan yang hanya mampu melihat sebagian (low vision).
Sumber: Bobo, Kemendikbud RI