Arifin Diterbitkan 16 March 2021

Mendisiplinkan Diri dan Kreativitas

Mendisiplinkan Diri dan Kreativitas

Banyak yang berpikir, kalau kita mendisiplinkan diri, itu akan mengurangi kreativitas? Benarkah pendapat tersebut? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas bagi Gita Wirjawan dan Dewi Lestari, mereka sependapat bahwa disiplin diri berkorelasi positif pada kreativitas. Hal tersebut diungkapkan kala keduanya berbincang di kanal YouTube Gita Wirjawan dengan judul: Dewi “Dee” Lestari Bicara Filosofi Kreativitas | Endgame S2E14.

Gita Wirjawan memantik dengan pengalamannya sebagai musikus.

“Kita tunggu aja deh sampai kita keluar atau idenya keluar. Tapi justru kalau kita paksa, kita ke studio, kita pegang alat/instrumen musik, itu sangat berkorelasi dengan kreativitas,” kata Gita yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Hal senada diungkapkan oleh Dee.

“Kreativitas itu justru dia akan ditopang dengan optimal lewat rutinitas. Jadi, kreativitas ini kan cair, bagaimana kita mengisi makhluk yang cair? Hanya satu: kita beri dia wadah. Wadah inilah struktur kita bekerja,” jelas Dee yang merupakan penulis novel “Aroma Karsa”.

Dee mengambil contoh disiplin dan struktur, pada kerangka bercerita. “Banyak penulis yang masih merasa bermusuhan dengan kerangka bercerita. Karena dia merasa, ‘Kerangka itu menyusahkan.’ Padahal dia punya porsi yang tepat dan sangat membantu kalau kita bisa terapkan dengan tepat,” ucap penulis lagu “Kali Kedua” ini.

Person Standing Infront Of A Table With Ceramics

“Jadi, aku tidak pernah mau memusuhi struktur, justru aku merasa kreativitasku itu dia sejalan dengan struktur, sejalan dengan rutinitas. Karena kalau kita justru membiarkan diri kita hanya sepenuhnya dikuasai oleh kreativitas, menurut saya ada bahayanya juga di situ,” sambung Dewi Lestari.

Masih terkait mendisiplinkan diri dan kreativitas. Contoh lainnya dapat dilihat di ranah sepak bola. Bagaimana disiplin dalam berlatih pada pakem tertentu. Ajax Amsterdam yang dikenal sebagai “klub peternak” pemain bagus, tak sekadar mengandalkan talenta, kreativitas pemainnya. Ada unsur disiplin yang diinjeksikan ke talenta-talenta muda di Ajax.

Seperti dilansir Pandit Football, Ajax memiliki School van de Toekomst alias “Sekolah untuk Masa Depan”. Sekolah untuk Masa Depan ini menyempurnakan kurikulum dan filosofi yang selama ini dipegang teguh oleh Ajax. Sejak usia dini mereka dipastikan akan bermain dalam dua bentuk pola dasar 4-3-3.

Penjaga gawang mulai dibiasakan memberikan operan pada bek tengah atau bek sayap. Dari bek dihubungkan lewat gelandang atau penyerang sayap lewat umpan terobosan. Sementara penyerang dibiasakan bergerak untuk mengganggu bentuk pertahanan lawan. Jika mereka kehilangan bola, mereka sudah dibiasakan untuk merebutnya kembali dalam tempo kurang dari tiga detik. Jika gagal, atau gol tercipta, sistem ini kembali diulangi dari awal.

Tentu hal yang terlihat “sederhana” tersebut, manakala dilakukan dengan disiplin, akan memperkukuh talenta yang dimiliki.

Bagaimana dengan Anda, apakah sependapat bahwa disiplin diri berkorelasi positif pada kreativitas?