Arifin Diterbitkan 15 March 2021

Melihat Keberagaman dalam Serial “Upin & Ipin”

Melihat Keberagaman dalam Serial “Upin & Ipin”

Melihat serial “Upin & Ipin”, sesungguhnya ada unsur tontonan yang menjadi tuntunan. Dari berbagai karakter yang ada, kita dapat melihat keberagaman. Dari situ kiranya dapat ditimba makna kehidupan.

Untuk yang gemar menonton serial “Upin & Ipin”, tentu mengenal Jarjit. Ia dikenal sebagai ahli membuat pantun.

Untuk diketahui, tradisi Pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda tanggal 17 Desember 2020. Penetapan itu berlangsung pada sidang UNESCO sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.

17 Karakter ikonik dalam film kartun Upin Ipin

Nominasi Pantun diajukan secara bersama oleh Malaysia dan Indonesia. Pantun adalah bentuk syair Melayu yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan emosi yang di dalamnya terdapat seni penyampaian metaforis menggunakan bahasa halus dan sopan.

Dengan cara yang smooth, melalui karakter Jarjit, Pantun terus dikumandangkan dan diwariskan untuk generasi yang datang kemudian.

Masih dari serial “Upin & Ipin”, ada karakter Susanti. Susanti merupakan murid pindahan dari Jakarta, Indonesia. Jembatan persahabatan antara dua negara tetangga ini diakrabkan dan dieratkan melalui simbolisasi tokoh ini.

Simak misalnya kemiripan kisah “Malin Kundang” dan “Si Tanggang” di Malaysia. Melalui tokoh Susanti hal tersebut disuarakan. Negara serumpun ini memang memiliki banyak irisan persamaan.

Masih dari serial “Upin & Ipin”, ada karakter Mei Mei. Pada episode bertajuk “Bulan Hantu”, kita dapat mengetahui berbagai tradisi Tionghoa. Mulai dari peruntukan tempat duduk, opera China, makanan sebagai sembahan, dan lain sebagainya.