Menyiapkan Perubahan
Di dalam air, ikan berenang tenang, santai, nyaman. Hingga datanglah seekor ikan hiu. Kocar kacirlah ikan-ikan itu. Bergerak, beradaptasi, menyelamatkan diri dengan segala daya. Perubahan terjadi.
Mungkin saja, kita adalah si ikan itu. Yang tenang, santai, hingga terjebak di zona nyaman. Padahal kiranya ancaman, tantangan, disrupsi terjadi. Cerita tentang sejumlah jenama yang akhirnya kolaps, mungkin merupakan kisah tentang ketidakmampuan beradaptasi. Sehingga jenama tersebut menjadi tidak relevan lagi.
Entitas yang melakukan monopoli berpeluang untuk mengalami stagnasi. Sekadar melakukan hal yang “rutin”, sehingga alpa untuk menimbang apakah hal yang “rutin” tersebut masih relevan.

Perusahaan-perusahaan besar, bahkan pemimpin pasar pun bisa meluruh dominasinya karena disrupsi. Di antaranya dengan perusahaan yang datang kemudian menawarkan model bisnis yang baru. Contohnya Airbnb, mempertemukan orang yang mempunyai kamar (yang tidak terpakai) dengan konsumen yang membutuhkan kamar.
Arah angin yang berubah, pun bisa dianggap bukan ancaman. Jika tidak mampu mengidentifikasinya dengan baik. padahal perlahan “kue”-nya sedang digerogoti oleh para pesaing. Maka dibutuhkan analisa yang baik, untuk menimbang, mengukur diri, entitas, serta melihat kemungkinan masa mendatang.
Narasi untuk survive tersebut, bisa disiapkan. Ketika menimbang internal dan melihat kemungkinan masa yang akan datang. Bagi perusahaan, contohnya pada grup media Tempo yang menginvestasikan modalnya untuk melakukan digitalisasi di berbagai aspek. Mereka memandang hal tersebut sebagai cara untuk survive dan memitigasi risiko.
Maka evaluasi tiap segmen waktu tertentu ataupun outlook, menjadi cara untuk becermin. Cermin untuk menyiapkan perubahan.