Carian
Menelusuri Pameran Virtual
May 21, 2021 Arifin

Menelusuri Pameran Virtual

Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) membawa sejumlah adaptasi kebiasaan baru. Sebagai upaya
untuk meminimalisir kerumunan, maka pameran virtual dipandang menjadi salah
satu opsi.

Tur virtual di
antaranya menjadi sesuatu yang dipandang make
sense
dan relevan. Sejumlah sekolah melakukan tur virtual sebagai cara
untuk mengenalkan lingkungan sekolah bagi peserta didiknya.

Tur museum secara virtual
pun menjadi wahana edukasi tersendiri. Yang memungkinkan kita menjelajah ke
berbagai sudut dan mencari tahu informasi di sejumlah museum.

Adaptasi kebiasaan ini
juga ditangkap pada penutupan rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) tahun 2021. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) akan menyelenggarakan pameran
virtual Hardiknas 2021 pada tanggal 21 s.d. 23 Mei 2021.

Mengangkat tema
“Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar”, pameran virtual menghadirkan
berbagai kebijakan, program, dan capaian Merdeka Belajar dan produk kreasi anak
bangsa yang merupakan hasil dari pendidikan Indonesia. Serta menampilkan
berbagai capaian dan prestasi Indonesia dalam hal pemajuan kebudayaan.

Konsep pameran virtual
diselenggarakan dengan format 360 interactive.
Kelebihan dari format 360 interactive
yaitu lebih ringan dibanding format 3D, dapat diakses baik melalui PC/laptop
maupun ponsel dengan sebelumnya mengunduh aplikasi. Tekstur gambar juga lebih
tajam karena menggunakan foto atau pengolahan grafis yang lebih baik.

Pameran akan
menampilkan seluruh unit utama dan satuan kerja di lingkungan Kemendikbudristek
yang memiliki program, kebijakan unggulan, dan hasil karya/prestasi anak bangsa
yang menarik pada booth/stand virtual. Adapun produk pameran
ditampilkan dalam bentuk infografis, poster, dan video singkat.

Merindu Pameran Langsung

Meski begitu ibarat
resep, tidak one size fits all. Simak
juga suara dari pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Yogyakarta. Salah
satunya New Exotic Batik, yang merindukan penyelenggaraan pameran langsung
karena dinilai menjadi salah satu cara yang ampuh untuk mengenalkan dan
memasarkan produk kepada konsumen.

Selama pandemi, hampir
tidak ada kegiatan pameran. Padahal mereka sudah memiliki banyak stok yang
semula memang ditujukan untuk mengikuti pameran-pameran. Akibatnya, terjadi
penumpukan stok.

Seperti dilansir Antara, meskipun penjualan produk tetap
dapat dilakukan secara daring, namun hasilnya belum maksimal terlebih daya beli
masyarakat juga belum pulih sehingga pemenuhan kebutuhan sekunder pun bukan
menjadi prioritas.

Produk dari New Exotic
berupa batik tulis memiliki segmen pasar yang khusus yaitu didominasi konsumen
yang sudah berusia matang. Berdasarkan masukan dari pelanggan. Mereka ternyata
lebih senang dan puas ketika bisa melihat secara langsung daripada melihat
secara online atau virtual.

Dengan melihat secara
langsung, pelanggan bisa memegang kain dan memantaskan di badan. Ini yang
membuat konsumen merasa lebih puas dibanding jika hanya melihat produk dari
foto.

Harapan pun diapungkan,
jika kondisi sudah memungkinkan maka pameran secara langsung bisa kembali
digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. 

Komen