Bahasa Jawa dalam Lagu dan Film
Ketika semuanya terasa begitu abot
Ku coba untuk tetap rapopo
Di saat cinta ini terasa angel
Angel
Akrab
dengan lirik tersebut di atas? Yups, Anda tidak sendiri, karena hingga berita
ini ditulis lagu “Angel” yang dibawakan Denny Caknan featuring Cak
Percil di YouTube telah ditonton hingga lebih 10 juta.
Lirik
lagu berbahasa Jawa sendiri telah diterapkan oleh sejumlah musikus yang untuk
kemudian dikenal luas (tak hanya oleh mereka yang berbahasa Jawa). Dikenal
luas, karena dinyanyikan, disenandungkan, bahkan oleh orang yang mungkin tidak
tahu secara presisi arti dari liriknya.
Dalam
beberapa tahun belakangan, diksi Jawa menjadi produk pop yang dinikmati luas.
Tentu Anda telah mengenal Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart. Anda
mungkin Sobat Ambyar, entah itu sadboys atau sadgirls.
Cendol
cendol dawet dawet
Cendol
cendol dawet dawet
Cendol
cendol dawet dawet
Cendol,
dawet seger, piro
Lima ngatusan, terus ora
pakai ketan
Ji, ro,
lu, pat, enam, pitu, wolu
Lirik
lagu “Pamer Bojo Cendol Dawet” dari Didi Kempot tersebut tentu telah luas
dinyanyikan dan dikenal.
Lalu ada
film “Yowis Ben” yang
merupakan film remaja yang mengangkat genre komedi. Anda dapat menelusuri kisah
kegalauan remaja dengan dialog bahasa khas Jawa Timuran. Fim “Yowis Ben” 95
persen menggunakan bahasa Jawa.
Lalu ada
juga film pendek “Tilik”. Fim ini berkisah tentang perjalanan sekelompok
ibu-ibu yang ingin mengunjungi Bu Lurah yang sedang sakit di kota. Di dalam
perjalanan, Bu Tejo dan Yu Ning berdebat soal Dian. Film ini mengangkat topik
mengenai penyebaran hoaks.
Bahasa
Jawa di film “Tilik” digunakan untuk dialog antar tokoh. Isu yang diangkat pun
adalah hal yang sering kita temui di keseharian sehari-hari seperti gosip,
pembicaraan ngalor-ngidul.
Sejenak
menganalisa benang merah dari karya-karya di atas, boleh dibilang humor dan hal
yang sering ditemui di keseharian, untuk kemudian dikisahkan dalam bahasa Jawa
menjadi pesona tersendiri.
Yang mana
lagu atau film berbahasa Jawa favoritmu?