Makan tak sekadar soal
rasa. Ada berbagai faktor yang membuat kita memilih untuk berkunjung ke suatu
tempat makan. Di antaranya pemandangan. Maka di sejumlah tempat yang berada
pada ketinggian tertentu menjadi salah satu pilihan. Di Indonesia, hal itu di
antaranya pada daerah Puncak, ataupun Lembang. Menyantap makanan, di
ketinggian, dengan udara yang segar, pemandangan yang membentang, jika malam
terdapat “lautan cahaya” yang terlihat.

Makan tak sekadar soal
rasa. Bagi yang berkeluarga. Faktor untuk anak-anak pun masuk timbangan. Mulai dari
bebas asap rokok, serta sarana bermain anak.

Makan tak sekadar soal
rasa. Di masa pandemi ini, tempat makan outdoor
menjadi salah satu opsi yang dipilih. Suatu waktu kami memilih ini. Sepulang makan,
saya bertanya pada istri, bagaimana makanannya? Dia menjawab biasa saja rasa
makanannya. Tapi kami pulang dengan gembira, karena anak kami puas bermain
lari-larian di padang rumput yang ada. Anak kami mendapatkan haknya untuk
bergerak bebas dengan bermain lari-larian.

Makan tak sekadar soal
rasa. Ada dimensi sejarah yang meliputi, sehingga Anda memilih tempat tersebut.
Seolah membeli tiket ke masa lampau dengan ornamen bangunan, nuansa zaman dulu
yang dihidupkan.

Makan tak sekadar soal
rasa. Ada sensasi mencoba. Di antaranya tempat makan yang menawarkan
kecanggihan kekinian. Mulai dari cara memesan makanannya, mengantarkan
makanannya.

Makan tak sekadar soal
rasa. Dengan media sosial, algoritma, tempat makanan tertentu dapat menjadi
destinasi. Di tempat makan tersebut silakan untuk membuat konten media sosial. Saya
sendiri pernah punya pengalaman menarik terkait hal itu. Berbekal tampilan yang
oke di media sosial, saya dan istri berangkat ke tempat makan itu. Tapi nyatanya
rasa makanannya agak kurang, selain itu tempatnya ketika dikunjungi langsung
terasa biasa, tidak sebagus tampilan di media sosial. 

Bagaimana dengan Anda,
punya pengalaman unik ketika memilih tempat makan?