Selebrasi Ikonis di Sepak Bola
Piala Eropa dan Copa America
telah resmi bergulir. Selain gol, taktik, salah satu gimik yang menarik dari
pertandingan adalah selebrasi yang dilakukan sang pencetak gol. Yang menjadi
pemberitaan hangat, selebrasi Marko Arnautovic (Austria) yang mengandung
rasisme. Rasisme merupakan hal yang coba dienyahkan dari panggung sepak bola.
Terlepas dari
kontroversi tersebut, sesungguhnya terdapat beberapa selebrasi unik dan menarik
yang dilakukan para seniman lapangan hijau dalam turnamen besar. Di antaranya
selebrasi yang dilakukan Bebeto, Roger Milla.
Di Piala Dunia 1994,
Amerika Serikat, Bebeto melakukan selebrasi dengan gestur menggendong bayi. Itu
adalah ungkapan syukur sang striker atas kelahiran putra ketiganya, Mattheus.
Selebrasi ikonis itu
dilakukan kala Brasil berjumpa Belanda. Bebeto berlari ke sisi lapangan sambil
mengayunkan kedua tangannya layaknya menimang bayi. Dua rekannya di tim Samba,
Romario dan Mazinho untuk kemudian berdiri di samping Bebeto dan melakukan
gerakan yang sama.
Sedangkan selebrasi
ikonis Roger Milla dilakukan pada Piala Dunia 1990 kala sang striker telah
berusia 38 tahun. Menerima sodoran
Francios Omam-Biyik,Milla melepaskan tembakan yang tak bisa ditangkal kiper
Kolombia, Rene Higuita. Milla pun ke pinggir lapangan dan memeragakan selebrasi
tariannya yang akhirnya menjadi legenda.
Tak hanya sekali, kali
kedua selebrasi tersebut dilakukan pada partai yang sama. Pada gol yang
akhirnya membawa Kamerun menang 2-1 serta melaju ke babak perempat final Piala
Dunia 1990.
Bagaimana dengan Anda,
yang mana selebrasi favoritmu, mungkin selebrasi gosok sepatu Christian Vieri,
salto Miroslav Klose, gaya petinju Tim Cahill, hingga tarian khas Afrika
ala Siphiwe Tshabalala. Karena sepak bola selalu punya daya
magis untuk dirayakan.
Sumber: CNN Indonesia, Goal