Carian
Konsistensi dan Kemungkinan Baru dalam Berkarya
June 30, 2021 Arifin

Konsistensi dan Kemungkinan Baru dalam Berkarya

Ugo Untoro menggambar
dengan kapur di papan tulis hitam. Ia menghapus gambar yang sudah jadi, lantas
menggambar lagi sesuatu yang baru. Begitu terus hingga 10 jam. Ia memberinya
judul Homage to the Blackboards.

Membaca ulasan karya
seni dari Ugo Untoro di majalah Tempo,
terbit bermekaran beberapa makna dan ide. Di antaranya saya memaknainya sebagai
ajakan untuk terus berkarya. Berkaryalah terus secara tekun. Menghasilkan aneka
karya dengan ragam variasinya.

Eksplorasi karya, lihat
berbagai sudut, serta menghasilkan portofolio yang beragam. Tentang keragaman
dalam karya, kerap terjadi karya yang begitu-begitu saja dan relatif bagaikan
pengulangan dengan sedikit modifikasi.

Contohnya dapat dilihat
mengenai kesulitan Ariel NOAH kala menggarap lirik lagu. Dikarenakan dirinya
kerap bertemu dengan diksi yang itu-itu lagi. Alhasil ia membutuhkan waktu yang
panjang untuk meramu diksi dan sudut penceritaan untuk lagu-lagunya yang baru.

Di samping itu
kolaborasi dipilih sang vokalis dari band
yang dihuni 3 personel ini. Ia mengamit Rian d’Masiv, Giring, Dewi Lestari, Aan
Mansyur, Noe Letto, Marchella FP, Mohammad Istiqamah Djamad, sebagai sahabat
dalam penulisan lirik. Di antara alasan kolaborasi lirik yakni menemukan diksi
yang berbeda serta gaya penceritaan yang tidak itu-itu lagi.

Hal ini pun dapat Anda
terapkan dalam berkarya, untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Ibarat senyawa, unsur yang berbeda akan menghasilkan ramuan yang tak lagi sama
dengan yang sudah-sudah. Maka perluas jejaring persahabatan, baik dengan yang
bergerak di lini yang sama, ataupun di bidang lainnya. Dikarenakan karya kerap
dilakukan dengan beranjak dari lintas disiplin ilmu.

Jelajahi juga kemungkinan
baru dalam berkarya. Terkait hal ini saya melihat penulis Dewi Lestari memiliki
spektrum penulisan yang begitu kaya. Tokoh-tokoh utamanya lintas profesi, tema
utama yang diangkatnya pun beragam. Bagaimana Dee menantang dirinya untuk
menggarap karya. Maka di Aroma Karsa,
terkait dengan indra penciuman – indra yang selama ini jarang diulas dalam
cerita. Maka di Rapijali bagaimana
Dee mampu menggambarkan serunya musik dalam penjelasan kata-kata.

Komen