Manusia dan Binatang, Dari Animagus Hingga Chiron
Disney+ Hotstar sedang
menayangkan serial Loki. Maka saya
pun teringat dengan artikel bahwa Loki dapat berubah menjadi kuda betina.
Bagi penyuka mitologi
ataupun kisah fantasi, antara manusia dengan binatang terdapat relasi yang
unik. Sebut saja dalam kisah Harry Potter.
Terdapat animagus, dimana seorang penyihir dapat berubah menjadi binatang.
McGonagall menjadi kucing, James Potter menjadi rusa jantan, Lupin menjadi
serigala, Sirius Black menjadi anjing hitam, Peter Pettigrew menjadi tikus,
merupakan sederetan contoh animagus.
Masih dari kisah Harry
Potter, ada pula centaurus, makhluk berkepala manusia, berbadan dan berkaki
kuda.
Kali ini saya teringat
pada pendapat Machiavelli bahwa seorang penguasa ideal adalah Archilles yang
belajar jadi penguasa dari Chiron. Seperti ditulis Ahmad Suhelmi dalam buku Pemikiran Politik Barat, Chiron adalah
mahluk berkepala manusia, berbadan dan berkaki kuda dalam mitologi Yunani kuno.
Artinya, seorang penguasa harus memiliki watak manusia dan kebinatangan pada
saat yang sama. Machiavelli menulis bahwa dengan belajar dari makhluk seperti
Chiron, penguasa diharapkan bisa mengetahui bagaimana menggunakan sifat manusia
dan sifat binatang. Menggunakan salah satu cara berkuasa tanpa cara lainnya
tidak akan berhasil.
Masih terkait manusia
dan binatang, kalimat bernas dari ulama Buya Hamka juga begitu berkesan. “Kalau
hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja,
kera juga bekerja,” tutur Hamka yang juga penulis novel Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Tafsir dari kalimat
berbobot tersebut tentu dapat dikembalikan pada sidang pembaca. Menurut hemat
saya, hiduplah dengan bermakna dan memberi manfaat. Bekerjalah dengan
sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.