Arifin Diterbitkan 8 July 2021

Gotong Royong Saling Bantu di Masa Pandemi

Gotong Royong Saling Bantu di Masa Pandemi

Di tengah krisis
keterbatasan kamar rumah sakit dan tabung oksigen di Indonesia, muncul sejumlah
inisiatif warga untuk saling membantu mengatasi dampak pandemi virus corona
Gerakan saling bantu sesama warga di tengah pandemi Covid-19 itu salah
satunya melalui situs wargabantuwarga.com.

Situs ini merupakan
kumpulan informasi dan kontak penting di masa darurat Covid-19. Wargabantuwarga
adalah inisiatif untuk mengumpulkan beragam informasi mengenai Covid-19.
Kegiatan ini berfokus pada dua hal, yakni:

>> Pemberian
informasi terkait Covid-19 dan kontak/akses layanan/alat kesehatan berbasis per
daerah (provinsi).

>> Hotline untuk memudahkan warga yang
membutuhkan informasi terkait layanan kesehatan.

Ketika angka corona di
Indonesia terus merangkak naik, saya pun melihat fenomena yang semakin intens,
semangat gotong royong, saling bantu di masa pandemi. Grup-grup percakapan di
WhatsApp dengan telaten menginformasikan berbagai hal terkait corona, seperti vaksinasi, donasi, tips
isolasi mandiri, info tentang tabung oksigen, dan lain-lain.

Kami sekeluarga sendiri
merasakan langsung berkah dari saling bantu itu ketika beberapa bulan yang lalu
terkena Covid-19. Kami mendapat kiriman makanan, minuman, obat, dan segala
macam. Terharu betul kami ketika itu. Hal tersebut memberikan booster secara psikologis, bahwa kami
tidak sendiri menghadapi pagebluk ini. Seakan ada penyemangat kata ‘yuk, bisa
yuk menghadapi ini’.

Saya percaya gotong
royong semacam ini terjadi di berbagai belahan dunia. Di Malaysia terdapat kampanye
#benderaputih. Kampanye #benderaputih menyita perhatian di media sosial untuk
mengajak warganet membantu orang lain yang kesusahan selama penguncian total
yang panjang di Malaysia.

Di antaranya Hadijah
Neamat (73) menggantung baju putihnya di luar jendela untuk meminta bantuan.

“Saya pikir yang datang
membantu itu orang luar kampung, seperti orang kaya atau menteri atau orang
penting,” kata Hadijah, yang tinggal di permukiman padat penduduk di Petaling
Jaya, Selangor, tak jauh dari ibu kota Kuala Lumpur.

“Tapi mereka
bilang ‘Kami tetangga Ibu. Kalau ada orang memasang bendera putih, tentu kami
prihatin’,” ucap Hadijah yang mengaku terkejut dengan kebaikan
tetangganya.

Pandemi telah berdampak
pada masyarakat berpenghasilan rendah di Malaysia.

“Perlu keberanian lebih
(untuk memasang bendera putih)… Karena itu sebetulnya memberi tahu orang-orang
kalau Anda… tidak sanggup,” kata anggota dewan Maria Chin Abdullah kepada Reuters.