Arifin Diterbitkan 8 July 2021

Pengalaman Menjalani Isolasi Mandiri

Pengalaman Menjalani Isolasi Mandiri

Pandemi Covid-19
kembali mengganas di Indonesia. Sejenak, saya pun teringat beberapa bulan yang
lampau kala terkena corona. Ketika
itu saya dan keluarga melakukan isolasi mandiri. Sejumlah gejala Covid-19 kami
alami seperti anosmia. Selain itu apa yang dirasakan antara saya dan istri
berbeda. Hal yang mengkonfirmasi corona
yang diistilahkan sebagai dasamuka (dikarenakan gejalanya bisa bermacam-macam
dan berbeda di tiap orang).

Penting kiranya untuk
berkonsultasi dengan ahli kesehatan. Ketika kami positif Covid-19, dokter
puskesmas menjadi tempat bertanya. Kami pun mendapatkan sejumlah asupan
vitamin. Telemedicine dengan dokter
puskesmas dilakukan untuk memverifikasi mengenai gejala yang kami alami dan
tindakan yang dilakukan. Makan dengan menu gizi seimbang, istirahat, merupakan
pesan yang saya ingat disampaikan oleh dokter puskesmas.

Ketika terkena corona, kami pun agak membatasi informasi
yang kami cerna. Paparan informasi terus menerus tentang corona, dapat membuat kondisi psikososial kami semakin cemas. Maka kami
mengambil informasi secukupnya. Ternyata corona
merupakan ajang di pikiran juga, bagaimana untuk memelihara harapan, optimisme,
tentu dengan berbasis sejumlah data.

Sejumlah kebiasaan baik
kami lakukan, di antaranya rutin berjemur setiap hari. Di samping itu masa-masa
isolasi mandiri, membuat saya banyak berpikir, berkontemplasi. Betapa ketika
itu waktu benar-benar berdetak lambat.

Setelah menjalani
isolasi mandiri selama 14 hari, kami pun menambah argo #DiRumahSaja menjadi 1
bulan. Kami baru benar-benar keluar rumah setelah satu bulan. Hal ini lebih
sebagai ikhtiar kami untuk berjaga-jaga, dari tidak tertular dan menularkan.

Lalu apa yang saya
rasakan ketika itu? Ada kelegaan tersendiri, rasa syukur telah melewati masa isolasi
mandiri. Namun, di sisi lainnya, saya berpikir pandemi ini belum selesai. Kami
pun masih bisa mengalami infeksi ulang. Maka protokol kesehatan 5M, setelah
kami terkena corona menjadi semakin
kukuh dikerjakan. Kami telah merasakan langsung tak enaknya terpapar corona.

Semoga pagebluk ini
bisa tertanggulangi dan kita dengan lantang dapat berkata bahwa kondisi sedang
baik-baik saja.