Opsi Teknologi dalam Kebiasaan Baru
Pandemi Covid-19 telah
membuka berbagai opsi. Di antaranya karena “keterpaksaan”. Dikarenakan salah
satu anjuran selama pandemi ini yakni membatasi mobilisasi dan interaksi. Pertemuan
tatap muka pun secara kuantitas surut secara signifikan. Baik di dalam
pembelajaran di sekolah, lingkup pekerjaan, ataupun bisnis.
Sejumlah
ketidaknyamanan dengan teknologi, karena keadaan dan “keterpaksaan” pun, bisa
jadi lama-lama menjadi nyaman. Di antaranya pembelajaran campuran yang
memadukan tatap muka dengan unsur teknologi.
Pembelajaran Campuran (Blended Learning) adalah pembelajaran
yang mencampurkan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh
atau pembelajaran sinkron dengan pembelajaran asinkron. Baik guru, siswa, orang
tua murid, pun kini menggunakan sejumlah perangkat teknologi demi menghadirkan
pembelajaran bermakna.
Pun begitu di lingkup kerja, campuran
antara tatap muka dengan unsur teknologi semakin masif. Anda bisa “bertemu”
dari suatu rapat ke rapat lainnya secara virtual. Anda pun semakin piawai
menggunakan sejumlah perangkat teknologi dalam presentasi virtual tersebut.
Adaptasi kebiasaan baru ini dirasa
penting bagi kita untuk survive di
masa pagebluk ini. Dan apabila pandemi ini katakanlah telah berakhir, bisa jadi
lanskap kita sebagai warga dunia telah berubah. Kita telah merasakan opsi
campuran tersebut. Tentu ada sejumlah kelebihan dan kekurangannya. Namun, kita
tak dapat menafikan, sisi-sisi terangnya dan sejumlah manfaatnya.
Merasakan langsung opsi tersebut, lebih
memiliki jangkar dan bekas di diri. Tak sekadar tahu, tapi telah mengalami.