Olahraga, Tak Sekadar Menang-Kalah
Masih dalam semangat
Olimpiade 2020, olahraga tak sekadar menang-kalah. Kita dapat melihatnya pada sosok
atlet nyata dan fiksi. Pada atlet putri Susi Susanti di antaranya bisa disimak
pada film “Susi Susanti: Love All”. Sedangkan pada pecatur fiksi (walaupun
seakan nyata) ada Beth Harmon dalam serial “The Queen’s Gambit”.
Pundit
Justinus Lhaksana dalam analisanya lebih tertarik untuk membedah jalannya
pertandingan, taktik, tidak sekadar menang-kalah. Ia memandang jika mau tahu
menang-kalah cukup melihat live score,
di samping itu untuk urusan menang-kalah ada beberapa faktor yang menentukan di
antaranya keberuntungan, keputusan wasit, ataupun insiden tertentu yang
mengubah jalannya pertandingan, seperti kartu merah.
Melihat film “Susi Susanti: Love All” dan serial “The Queen’s Gambit”, kita diajak
untuk menelaah lebih jauh, tak sekadar urusan menang-kalah.
Perihal kalah pun disajikan
sebagai drama tersendiri. Beth Harmon yang kalah dari Benny Watts di kejuaraan
catur AS Terbuka. Mulai dari Beth yang tak melihat rencana Benny, ataupun
kata-kata bernas dari ibu angkatnya, “Kau tak bisa selalu menguasai segalanya”,
“Aku tahu rasanya kalah”.
Sedangkan “kekalahan” bagi Susi mungkin
saja dengan dirinya yang hingga akhir kariernya tak meraih medali emas Asian
Games. Namun, Susi menang di bidang lainnya yakni menjadi ibu dan melahirkan
anaknya.
Melalui dua kisah olahragawati perempuan
tersebut, kita bertemu dengan peliknya turbulensi kehidupan. Susi dengan kisah
cintanya dengan Alan (yang sempat dianggap menurunkan prestasi keduanya),
identitas keturunan dari Susi, pola latihan di masa remaja yang sempat
dikeluhkan Susi.
Sedangkan pada diri Beth Harmon, ada tragedi kecelakaan, dirinya yang menjalani
hidup di panti asuhan, ketergantungan tertentunya kepada obat berwarna
putih-hijau itu, gejolak jiwa mudanya yang ingin mencoba ini-itu (memikirkan
hal lain selain catur).
Kisah di balik juara, kisah di balik
kemenangan, ataupun kisah di balik kekalahan, kita pun mengerti bahwa atlet
seperti kita juga, yang memiliki cabang-cabang permasalahannya tersendiri. Dan kisah
itu menarik, tak harus selalu menang, bahkan ketika sang atlet kalah dalam
perhelatan tersebut.