Yuk Berwisata Kuliner di Semarang
Salah satu hal yang saya rindukan selama pandemi ini adalah
jalan-jalan ke luar kota untuk wisata kuliner. Sebelum pergi biasanya saya
sudah googling makanan khas daerah yang akan saya kunjungi.
Beberapa waktu sebelum pandemi saya dan suami pergi ke kota
Semarang, Jawa Tengah. Setelah menempuh perjalanan 5 jam dengan kereta api
akhirnya kami sampai di Semarang. Sesuai dengan itinerary yang sudah kami buat,
sesampainya di Semarang kami akan sarapan di Mie Kopyok Pak Dhawur. Ini adalah
pengalaman pertama kami makan Mie Kopyok dan ternyata rasanya enak banget.
Perpaduan gurih, manis dan pedas yang semuanya serba pas.
Selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan untuk ke icon
kota Semarang yaitu Lawang Sewu. Melihat gedung peninggalan Belanda yang masih
berdiri kokoh dan mewah rasanya luar biasa.
Kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Jawa Tengah yang
memiliki payung raksasa otomatis mirip Masjid
Nabawi di Madinah. Setelah sholat dan mengambil beberapa gambar di Masjid, kami
makan siang Bakso Ikan Kakap Pak Wahid. Tempatnya memang hanya di tenda pinggir
jalan, tapi rasanya luar biasa, cocok dengan lidah saya dan suami.
Selanjutnya kami ke hotel untuk bersih-bersih dan beristirahat.
Pukul 5 sore kami lanjutkan wisata kuliner dengan Lunpia Gang Lombok. Lunpia
atau lumpia adalah makanan khas Semarang yang bentuk mirip risoles berisi
daging telur, ayam, udang dan rebung. Lunpia merupakan perpaduan rasa antara
Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan
Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang.
Di dekat Loenpia Gang Lombok ada bangunan Klenteng Tay Kak
Sie yang memiliki arsitektur dan patung-patung Dewa yang sangat bagus dan menarik.
Tak lupa kami mengabadikan beberapa gambar di situ.
Kami kembali melanjutkan wisata kuliner dengan makan Nasi
Ayam Ibu Pini. Nasi dibungkus daun ditambah ayam yang disuwir kecil-kecil, sayur
labu dan kuah opor gurih, rasanya semakin enak kalau ditambah sambal.
Saat pulang ke hotel ternyata kami menemukan tempat makan
Soto Bokoran. Karena memang niat kami dari awal mau wisata kuliner, jadi tanpa
ragu kami langsung coba. Menurut saya Soto Bokoran ini mirip dengan Soto Kudus.
Soto dengan kuah bening berisi daging ayam yang disuwir, dilengkapi bihun,
potongan daun seledri dan bawang putih goreng. Rasanya segar dan lezat. Karena
porsinya yang sangat kecil, kami sampai nambah. Hehe..
Itulah pengalaman wisata kuliner kami di Semarang. Kalau
kalian ada kesempatan berkunjung ke Semarang, jangan lupa ya untuk mencoba
kuliner di sana. Saya yakin kalian pasti ketagihan. Saya pun rasanya ingin
sekali kembali. Pandemi cepatlah berakhir. 😊