Fiksi Kuliner yang Membuatmu Mengecapkan Lidah
Roti merupakan makanan
yang sangat populer di kebanyakan negara. Roti juga merupakan salah satu
makanan tertua di dunia.
Bicara tentang
“tertua”, ingatan saya tertambat pada buku Dewi Lestari berjudul “Madre”. Untuk
kemudian kisah dalam buku tersebut diangkat ke layar lebar. Secara sederhana
diceritakan, hidup Tansen berubah dalam sehari dikarenakan kunci lemari es yang
di dalamnya terdapat adonan biang roti berumur 70 tahun bernama Madre. Kakeknya,
Tan Sin Gie, memberikan warisan Madre kepada Tansen.
Tansen yang tadinya
berkecimpung sebagai peselancar, kedapatan amanah untuk menghidupkan kembali
toko roti Tan De Bakker yang sudah berdiri sejak tahun 1943.
Berhulu dari tulisannya
di blog tentang roti, Tansen pun bertemu dengan pengusaha toko roti Fairy Bread
bernama Meilan Tanuwidjaja. Mei tertarik untuk membeli Madre, tapi akhirnya ia
memutuskan untuk bekerja sama dengan Tansen menjual roti klasik.
Tentu ada relasi
romansa kemudian antara Tansen dan Mei. Selain itu para karyawan Tan De Bakker
juga memperlihatkan relasi humanis dalam bisnis kuliner.
Tentu segala seluk
beluk kuliner yang membuatmu mengecapkan lidah juga dikupas dalam kisah Madre
ini. Di antaranya mengenai definisi Madre (halaman 13 s.d. 14):
Madre adalah adonan
biang. Hasil perkawinan antara air, tepung, dan fungi bernama Saccharomyses exiguus. Lakshmi, nenekku,
mengulturkannya sendiri. Ia bereksperimen dengan banyak bahan, dari kulit buah
sampai tapai, hingga ia menemukan kultur yang menghasilkan biang dengan cita
rasa yang paling pas. Melalui ulenan tangannya, Madre lahir pada tahun 1941.
Bahkan sebelum Tan de Bakker. Sebagai adonan biang, sebagian Madre selalu
dipakai untuk mengembangkan roti. Sementara sisa Madre beristirahat dalam
lemari pendingin, kumpulan Saccharomyses exiguus
dan Lactobacillus yang
disumbangkannya tadilah yang meronggakan, mewangikan, dan merenyahkan semua
roti Tan de Bakker. Secara rutin, kultur hidup yang ada di dalam Madre diberi “makan”
lagi dengan tepung dan air baru hingga ia terus berkembang biak menjadi ibu
bagi roti-roti berikutnya.
Setelah membaca uraian
definisi Madre tersebut, benar kiranya apa yang dikatakan oleh David
Baker, pengarang “Vintage” — novel tentang pencarian sebotol anggur terkenal
oleh seorang jurnalis kuliner — yang mengatakan bahwa makanan memiliki banyak
lapisan narasi, dan tiap lapisan memiliki kisahnya masing-masing yang bisa
dikembangkan. “Ia kisah tentang budaya yang menciptakannya, tentang orang yang
membuatnya, tentang bahan-bahannya dan dari mana semua itu berasal, tentang
proses pembuatannya — baik sukses maupun gagal — dan tentang menikmatinya
bersama-sama.”