Arifin Diterbitkan 16 August 2021

Lebih Dekat dengan Alam

Lebih Dekat dengan Alam

Mungkin salah satu blessing in disguise dari Covid-19 membangkitkan
kesadaran bagi kita untuk lebih dekat dengan alam. Ketika berwisata sebagai
contoh, tempat-tempat semi outdoor
atau outdoor lebih dicari,
dikarenakan dipercaya lebih aman. Tempat-tempat outdoor lebih dipilih ketimbang tempat indoor ber-AC. Sirkulasi udara menjadi pertimbangan.

Pun begitu dengan
pembelajaran di sekolah. Salah satu opsi untuk mitigasi risiko kala
pembelajaran, yakni dengan belajar di tempat terbuka. Tentu dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Hal tersebut membuka
cakrawala tentang sekolah alam sebagai metode alternatif. Pembelajaran di
sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka, dengan memanfaatkan potensi
yang ada di dalam lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan metode belajar
bersama alam.

Aneka gaya hidup sehat
yang merangkul alam pun dilakoni. Di antaranya grounding. Dengan tingginya paparan elektromagnetik yang bisa
memengaruhi kestabilan hormon tubuh dan kesehatan, maka rutinitas grounding menjadi pilihan yang baik
untuk memelihara kesehatan jiwa dan raga. Seperti dilansir workplayid, grounding
bisa membantu mengurangi stres, memelihara kesehatan otot tubuh, membawa lebih
banyak energi positif, dan bisa membantu memperbaiki kualitas tidur.

Bukan kali ini saja
sebenarnya semangat untuk merangkul alam terjadi. Seperti dilansir buku “Pemikiran
Politik Barat”, prinsip kedekatan dengan alam mendorong sebagian generasi muda
Amerika dekade 1960-an bergaya hidup hippie. Mereka tinggal di pantai-pantai,
hutan dan semak belukar, mendirikan bangunan di atas pohon-pohon yang tinggi.

Bagaimana dengan Anda,
apakah kini lebih dekat dengan alam?