Mengenal Tradisi Pelestarian Lingkungan Laut, “Sasi Lompa”

Pulau Haruku terletak tidak jauh dari
kota Ambon. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit perjalanan laut dengan naik
perahu bermotor. Di Pulau Haruku itulah tersimpan tradisi pelestarian
lingkungan laut yang unik. “Sasi Lompa” namanya.

Tradisi Sasi Lompa, sebuah tradisi yang berkaitan dengan ritual penangkapan
ikan lompa (Trisina baelama, sejenis sarden kecil) agar lingkungan sekitar
perairan — yakni laut dan sungai—Pulau Haruku tetap lestari.

Secara istilah Sasi Lompa, yakni sasi (secara
harfiah berarti larangan) atas ikan lompa
(Thryssa baelama, sejenis ikan sardin
kecil).

Terdapat keunikan pada ikan lompa yang mirip perangai ikan salmon
yang dikenal luas di Eropa dan Amerika Utara: dapat hidup baik di air laut
maupun di air kali. Seperti dilansir buku Profil
Penerima Anugrah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017,
setiap
hari, dari pukul 04.00 dini hari sampai pukul 18.30 petang, ikan-ikan lompa tetap tinggal di air Kali Learissa
Kayeli di Pulau Huruku, sampai kurang lebih sejauh 1.500 meter dari muara.

Pada malam hari, hingga dini hari,
barulah ikan-ikan ini keluar ke laut lepas untuk mencari makan dan kembali lagi
ke kali pada subuh hari.

Kali Learissa Kayeli menjadi tempat
hidup dan istirahat ikan lompa
sepanjang siang hari.

Nyatanya kearifan lokal Sasi Lompa dapat membuat ikan lompa lestari hingga kini.