Arifin Diterbitkan 7 September 2021

Mengenal Kebaya Kerancang

Mengenal Kebaya Kerancang

Salah satu kekayaan
budaya yang ada di Jakarta adalah Kebaya Kerancang. Secara definisi, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebaya merupakan baju perempuan bagian
atas, berlengan panjang, dipakai dengan kain panjang.

Kebaya kerancang dikenakan
dalam pesta
perkawinan oleh ibunda kedua calon/pengantin. Kebaya Kerancang dibuat model
kartini dengan ujungnya yang sondai (meruncing ke bawah di bagian depan 20 cm–30
cm dari bagian datar di pinggul. Atau bisa juga berbentuk Kebaya Panjang Nyak
Betawi, yang bawahnya datar sebatas 3 cm sampai 5 cm di atas lutut yang disebut
kebaya panjang.

Bahan kebaya dibordir kerancang dengan
motif kembang pada bagian yang sondai dan pada pergelangan tangan.

Pada penggunaan busana ini biasanya
menjadi pendamping pengantin dalam pesta perkawinan. Dengan kelengkapannya
sebagai berikut:

>> Tata rias wajah menggunakan
bedak yang disesuaikan dengan warna kulit pemakai dan busananya sementara rias
mata tidak diperkenankan menggunakan cat
eye
atau fancy look.

>> Sanggulnya dengan model yang
dinamakan konde bunder.

>> Menggunakan kain sarung batik
Betawi, Lasem, dan Cirebonan dengan kepala kain berbentuk tumpal, tombak,
buket, susur, dan sebagainya.

>> Alas kaki, selop tutup
bertatahkan emas permata yang sekarang diganti dengan mote atau juga polos.

Seperti dilansir buku Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Tahun 2017
, perhiasan yang dikenakan, antara lain: anting seketel atau
giwang asur, gelang listering atau gelang ular, cincin bermata berlian, dan
kalung tebar (kalung dapat diganti dengan peniti tag atau peniti cangrang atau
peniti rante tiga bahkan bisa juga dengan kalung rante polos biasa berliontin).
Keserasian menjadi unsur penting bagi pemakaiannya. Sebagai tambahan dapat diutarakan,
peniti rante tiga dan kalung liontin biasanya dipakai oleh ibu-ibu muda usia
sementara peniti tag atau peniti cangkrang umumnya dipakai oleh ibu-ibu di atas
usia lima puluhan tahun.