Arifin Diterbitkan 20 September 2021

Mitos atau Fakta dari Martabak Pecenongan 43

Mitos atau Fakta dari Martabak Pecenongan 43

Media sosial dapat
menghadirkan insight serta pengayaan
terhadap produk. Sebuah jenama pun tak hanya sekadar menjual produknya,
melainkan dapat memberikan tips, serta meningkatkan citra dengan memberikan
sejumlah edukasi.

Melalui unggahan di
Instagram, saya pun mengikuti akun @pecenongan43 dikarenakan sejumlah
informasinya. Martabak Pecenongan 43 hangat berbagi sejak 1988. Terdapat
beberapa tempat yang menjajakan Martabak Pecenongan 43 yakni di Pecenongan
(tentu saja), Kelapa Gading, PIK, serta Senopati.

Yuk disimak sejumlah
informasi dari akun media sosialnya, di antaranya mitos/fakta adonan martabak
harus kental supaya kenyal. Mitosnya adalah adonan martabak yang terlalu kental
akan membuat martabak menjadi bantat dan padat, sedangkan jika terlalu cair
akan membuat tekstur martabak menjadi seperti kue. Faktanya adalah adonan
terbaik adalah adonan yang konsistensinya merata tidak terlalu kental dan tidak
cair.

Masih dari mitos/fakta,
kali ini tentang martabak yang enak adalah yang berpori. Faktanya adalah
pori-pori pada martabak terbentuk dari udara yang mencoba keluar akibat reaksi
pengembang ketika mendapatkan sentuhan suhu yang panas. Jika martabak dimasak
pada suhu yang tidak tepat dan kesalahan dalam adonan maka akan menyebabkan
udara sulit keluar sehingga tidak berpori dan menyebabkan bantat.

Simak juga informasi
lainnya perihal alasan rasa manis dari minuman hilang setelah makan martabak
manis. Setelah memakan martabak manis, lidah dan otak terbiasa dengan rasa dan
kadar manis dari martabak. Sehingga, ketika mengonsumsi minuman manis yang
kadar rasa dan kadar manis yang berbeda, lidah dan otak tidak akan
meresponsnya. Namun kita bisa mengembalikan kadar tersebut dengan memakan
makanan yang berbeda rasa seperti martabak telur.