Batik Si Penanda Zaman dan Denyut Kreativitas
Batik bukan hanya
selembar kain bermotif, bukan hanya hasil sebuah karya dan hasil ketekunan. Di
dalam batik terkandung makna filosofis kehidupan rakyat Indonesia, mulai dari
lahir hingga kembali ke hadirat Tuhan, mulai dari pengaruh alam sekitar hingga
pengaruh zaman.
Batik sejatinya
merupakan sebuah proses, memiliki nilai lebih dari selembar kain bermotif. Kain
batik menjadi sarana manifestasi dari kesabaran, ketekunan, ketelitian serta
falsafah hidup pembuat batik. Batik yang dimaksud adalah kain yang digambar
dengan menggunakan alat tradisional yang disebut canting atau cap tembaga untuk
mempercepat proses pembuatannya.
Berbicara tentang batik tidak hanya berbicara
tentang motif-motif batik yang indah dan bermakna saja. Dalam sehelai kain
batik merupakan penanda zaman dan bagian dari literasi serta sejarah bangsa.
Keragaman motif secara
luas mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga
Eropa, dan burung phoenix Cina hingga bunga sakura Jepang dan burung merak
India atau Persia.
Di dalam selembar kain
Batik kita dapat melihat bahwa kebudayaan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh
berbagai bangsa yang datang dan bertemu dengan orang-orang Indonesia.
Pada 2009, bertempat di Abu Dhabi, Uni Emirat
Arab, batik ditetapkan masuk ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH)
UNESCO.
Melalui sidang
Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural
Heritage UNESCO, batik resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia
ke-3, setelah keris dan wayang yang terlebih dahulu masuk ke dalam daftar ICH
UNESCO.
Pada naskah yang
disampaikan ke UNESCO, batik adalah teknik menghias kain yang mengandung,
nilai, makna dan simbol-simbol budaya. Keterampilan ini diturunkan dari
generasi ke generasi dan menjadi penanda peradaban bangsa Indonesia.
Terdapat ragam motif batik
tradisional, di antaranya Parang, Kawung, Sekar Jaga, Sudo Mukti.
Pada masa pandemi
Covid-19, batik dapat menjadi motif masker. Hal tersebut merupakan salah satu
cara kreatif dan adaptasi untuk menjaga warisan budaya dengan konteks kekinian.