Fokus pada Segmen Waktu Tertentu
Selebritas Amanda
Rawles mengunggah di akun YouTube-nya tentang kegiatannya belajar selama 1 jam.
Kamera diarahkan pada 1 jam tersebut pada aktivitas belajar yang dilakukannya.
Konsep Pomodoro diterapkan oleh pemeran Salma dalam film Dear Nathan tersebut.
Membosankan,
memperlihatkan ketekunan, atau sejatinya itulah hidup? Perihal kamera yang
menyorot pada suatu aktivitas juga diungkap pada film Her. Rekan Theodore dalam karya artistik seninya, hanya menyorotkan
kamera pada orang yang sedang tidur.
Fokus pada satu titik,
melakukan pengamatan juga dapat ditemui kala sedang melakukan reka ulang,
melakukan investigasi. Berbagai cerita berlatar detektif, di antaranya
menjadikan CCTV sebagai objek pengamatan. Diperlukan ketekunan, analisa, dari
pengamatan kamera yang mengarah pada sudut tertentu.
Kesabaran menunggu juga
dapat ditemui pada fotografer. Di event
olahraga, para fotografer dengan kamera lensa panjangnya mengabadikan
kejadian-kejadian yang terjadi. Kompetensi memotret di event olahraga, selain soal teknik, juga memerlukan ketekunan,
imajinasi, serta keberuntungan mendapatkan momen.
Pun begitu ketika dalam
menulis serta membaca. Fokus pada segmen waktu tertentu. Itulah kiranya
berbagai distraksi harus dilakukan mitigasi. Di samping itu menulis dan
membaca, merupakan aktivitas yang memerlukan stamina fisik serta mental yang
baik. Haruki Murakami misalnya rutin berlari. Sedangkan penulis Dewi Lestari
sebelum “terpaku” pada aktivitas menulis, melakukan sejumlah “morning magic routine”.
“Aku harus lari dulu, aku harus mandi
dulu, aku harus sarapan dulu, aku meditasi. Pokoknya ada semacam ritual yang
aku siapkan namanya “morning magic
routine”. Sebelum aku memulai buka laptop, aku lakukan dulu morning magic routine ini,” kata sosok
yang akrab dipanggil Dee ini.
“Tujuannya supaya itu melatih otak dan
tubuh saya. Dan kalau kamu sudah selesai rangkaian ritual ini, kamu sudah siap
untuk menulis. Itu kayak ritme otak,” sambung Dee yang juga merupakan seorang
penyanyi.