Mengapa Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Kalau Dibungkus?
Makan tak hanya sekadar
menyantap kuliner. Ada berbagai lapisan yang terlibat. Di antaranya budaya.
Jika Anda membungkus makanan Padang untuk makan di rumah, sudah lazim Anda akan
mendapatkan porsi yang lebih banyak.
Seperti dilansir Good News From Indonesia, ada berbagai
versi cerita terkait asal muasal penyajian makanan Padang. Di antaranya adalah
solidaritas, pada zaman penjajahan Belanda hanya orang-orang elite yang dapat
makan di rumah makan Padang seperti orang Belanda dan para saudagar.
Hal tersebut membuat
pribumi yang memesan makanan tidak bisa makan di tempat, dan akhirnya mendorong
penjual untuk memberikan porsi lebih banyak.
Selanjutnya adalah anggapan
bahwa makanan yang dibawa pulang bukan untuk sendiri. Ketika makan di tempat
dianggap satu porsi yang dipesan akan jelas diperuntukkan oleh pemesan,
sedangan ketika dibawa ke rumah ada anggapan bahwa makanan itu tidak hanya akan
dimakan oleh si pemesan. Dengan penambahan porsi, diharap si pemesan dapat
berbagi makanannya.
Lalu ada juga ungkapan “makan gak makan asal
kumpul”. Ungkapan ini berakar dari budaya Jawa, yang cenderung menyukai kebersamaan dalam
komunitas. Budaya komunal, membersamai, gotong royong memang lekat
diterapkan dan dilakukan.
Kebiasaan membersamai dalam
makan juga ternyata banyak dianjurkan dalam parenting.
Relasi antara orang tua dan anak dapat lebih hidup. Anda dan anak dapat sambil
bercerita tentang rupa-rupa kejadian, berbagi pengalaman keseharian.
Membersamai dalam makan juga positif kiranya dalam menghadirkan menu gizi
seimbang di keluarga.