Jangan
Ditunda Lagi, Menulis – Menulislah dengan Setia

Terdapat frase pada novel The Ghost karya Robert Harris sebagai
berikut: “Dari semua kegiatan manusia, menulis adalah yang paling sering
ditunda dengan banyak sekali alasan. Meja terlalu besar, meja terlalu kecil,
terlalu berisik, terlalu ramai, cuaca terlalu panas, terlalu dingin, kepagian,
kemalaman. Sejak beberapa tahun terakhir, aku belajar mengabaikan hambatan dan
alasan macam itu, dan sesegera mungkin mulai menulis.”

Bagaimana dengan Anda apakah sering
mengalami hambatan semacam itu, hingga tulisan akhirnya tak kunjung rampung.
Mungkin itu tugas pekerjaanmu, tugas kuliah, tugas sekolah, puisi, cerita
pendek, novel, esai, dan segala macam yang berhulu dari tulisan.

Penulis Dewi Lestari mengaku di masa pandemi
ini merupakan masa bagi dirinya yang paling produktif sepanjang karier
kepenulisannya.

“Banyak terobosan dan ide-ide kreatif yang
bisa saya eksekusi justru karena saya berada di kondisi enggak bisa kemana-mana,”
kata sosok yang akrab dipanggil Dee pada tayangan KompasTV.

“Saya kayak dikasih sebuah periode yang
minim distraksi. Saya bisa fokus kerja di rumah dan saya banyak banget menulis,
termasuk Rapijali ini adalah karya yang
saya tulis semasa pandemi, dengan volume yang di luar dari dugaan saya. Karena saya
nulis Rapijali itu bukunya tebel-tebel banget yang jumlahnya
ratusan ribu kata,” tambah Dewi Lestari.

Sepanjang pengalaman saya, untuk menulis
secara intens memang diperlukan untuk fokus serta meminimalisir distraksi.
Fokus bisa dilatih misalnya dengan menerapkan skema waktu tertentu dalam
menulis. Rutinkan, latih menulis di ceruk waktu yang telah ditetapkan. Upayakan
betul-betul untuk tekun menulis di segmen waktu tersebut.

Jika mengutip dari pernyataan Dewi
Lestari, “Tidak ada pekerjaan yang besar, yang ada hanyalah pekerjaan kecil yang
dilakukan dengan setia.”