Ayo Siap Siaga Menghadapi Bencana!
Malaysia mengalami bencana banjir yang besar. Banjir yang meliputi
hampir delapan negara bagian ini memaksa pemerintah Negeri Jiran itu untuk
melakukan evakuasi terhadap puluhan ribu orang. CNBC Indonesia mengistilahkannya sebagai banjir terparah dalam 100
tahun yang dialami Malaysia.
Indonesia pun merupakan
negara yang dalam sebuah seminar terkait Aman Bencana, diistilahkan sebagai berada
di wilayah “supermarket bencana”.
Apakah Anda siap menghadapi bencana?
Ternyata dari pengalaman pribadi, ketika bencana terjadi, tubuh dan pikiran
harus dilatih siap siaga terhadap bencana. Beberapa tahun yang lalu, saya
berada di lantai 28 sebuah hotel, ketika sedang menunggu lift, gempa terjadi.
Saya dan teman bersama seorang guru dari Yogyakarta kala itu. Berbeda dengan
kami yang kelimpungan, sang guru senior tersebut dengan tenang menyikapinya. Ia
mengajak kami berlindung di bawah meja.
Secara teori, pengetahuan berlindung di
bawah meja ketika gempa, telah saya ketahui. Namun, ketika bencana gempa
terjadi, sergapan kepanikan terjadi, alhasil tubuh dan pikiran belum siap dan
tangguh menyikapi bencana.
Maka sosialiasi serta simulasi bencana
sesungguhnya hal yang penting. Hal itu dapat dilakukan sejak di bangku sekolah,
hingga usia berapa pun sosialisasi dan simulasi itu masih relevan. Dikarenakan melatih
tubuh dan pikiran untuk bersikap ketika bencana misalnya betul-betul terjadi.
Siap siaga terhadap bencana ini
mengingatkan saya pada seminar terkait Aman Bencana yang saya ikuti 2 tahun
lalu di Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu narasumbernya adalah akademikus Universitas Gadjah Mada (UGM) Wiwit
Suryanto.
“Saya sendiri secara personal punya
pengalaman unik ketika menjadi juri Olimpiade Fisika Internasional di
Yogyakarta. Ketika itu kami membuat soal terkait bencana yaitu gempa bumi,
gunung meletus, tsunami. Siswa Indonesia mengalami kesulitan menjawabnya.
Sedangkan siswa Jepang bisa mengerjakannya dengan baik. Itulah menurut saya
pentingnya dalam mata pelajaran diintegrasikan dengan pengetahuan aman
bencana,” ungkap Wiwit
Ya, Jepang memang layak menjadi
referensi, menyadari negaranya rawan bencana, perilaku siap siaga bencana
dilakukan dengan cara saksama demi mitigasi risiko.