Carian
Siap Siaga Bencana bagi Penyandang Disabilitas
December 24, 2021 Arifin

Siap
Siaga Bencana bagi Penyandang Disabilitas

Malaysia mengalami bencana banjir yang besar. Banjir yang meliputi
hampir delapan negara bagian ini memaksa pemerintah Negeri Jiran itu untuk
melakukan evakuasi terhadap puluhan ribu orang. CNBC Indonesia mengistilahkannya sebagai banjir terparah dalam 100
tahun yang dialami Malaysia.

Indonesia pun merupakan
negara yang dalam sebuah seminar terkait Aman Bencana, diistilahkan sebagai berada
di wilayah “supermarket bencana”.

Ketika bencana terjadi, no one left behind, termasuk para
penyandang disabilitas.

Siap siaga bencana sendiri dapat dilatih,
di antaranya bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah. Sosialisasi kebencanaan,
mengetahui jalur evakuasi, latihan simulasi bencana di sekolah, adalah deretan
hal yang dapat dilakukan.

Cara penyajian siaga bencana pun dapat
dilakukan dengan menyenangkan. Di antaranya dengan pelatihan yang dilakukan menggunakan
alat peraga yang sederhana. Contohnya minuman bersoda yang dikocok yang
dikomparasikan dengan letusan gunung berapi. Peserta didik berkebutuhan khusus
juga dapat aktif mencari tahu tentang siaga bencana, contohnya dengan membuat
poster tentang bencana, menulis karya tulis terkait satuan pendidikan aman
bencana.

Ada pun untuk materi siaga bencana
disesuaikan dengan ragam disabilitas. Bagi tunarungu menggunakan konten bahasa
isyarat, bagi tunagrahita menggunakan konten berupa gambar, untuk tunanetra
dengan menggunakan huruf Braille.

Untuk materi
siaga bencana memuat konten tanda-tanda awal kebencanaan, bagaimana menangani sebelum
ada bencana, pada waktu bencana, dan setelah bencana.

Sekolah pun dapat menjadi satuan
pendidikan aman bencana dengan sejumlah mitigasi melalui fasilitas. Di
antaranya tentang cara mendeteksi bila ada bencana. Kalau tunanetra,
dikarenakan tidak bisa melihat, maka sekolah itu harus ada bunyi-bunyian,
seperti sirine sebagai tanda jika terjadi bencana.

Untuk
tunarungu yang tidak bisa mendengar, di ruang kelas ada semacam bohlam, ada
kabelnya 30, 40 cm. Apabila ada getaran, ada gempa sekecil apa pun, lampu itu
bergoyang. Dengan begitu tunarungu dapat mendeteksi terjadinya bencana.

Sejumlah
prinsip dan praktik baik di satuan pendidikan aman bencana tersebut dapat
diduplikasi pada berbagai tempat lainnya, yang menunjukkan no one left behind terkait siaga bencana.

Komen