Merinding
ke Bangunan Tertentu? Bisa Jadi Karena Fear
Frequency
Pernah merasa merinding, gentar, ketika
berada di bangunan tertentu? Bisa jadi itu karena vibrasi. Tahukah Anda bahwa
semua benda memiliki getaran frekuensi alaminya masing-masing. Lalu terdapat
pula frekeunsi yang berada di bawah rentang pendengaran normal manusia.
Membaca novel-novel Dewi Lestari menurut
hemat saya bak membaca riset yang dikemas secara renyah. Beberapa pengetahuan
baru teramat mungkin Anda dapatkan ketika membaca halaman demi halaman dari
bukunya.
Di antaranya mengenai fear frequency yang diungkap pada novel Rapijali 2: Menjadi.
Audisi beasiswa dari tokoh utama Ping
membungkus makna fear frequency. Dikisahkan
di auditorium Universitas Bakti Sancaya, tempat audisi beasiswa, ada perasaan
merinding. Ping lalu menelusuri akar masalahnya ada di dak, dimana terdapat
kipas-kipas aksial berukuran besar yang tudungnya copot. Dari pengalamannya
Ping meyakini ada keterhubungan antara dengung yang ia dengar dan suasana
seram.
Ada pun secara sederhana, fear frequency merupakan frekuensi
khusus yang bisa menimbulkan rasa takut.
Dalam satu alinea di novelnya dijelaskan
lebih lanjut sebagai berikut (Rapijali 2:
Menjadi, halaman 391):
“Sebentar. Cerita saya belum selesai,”
sahut Profesor Dama. “Lalu, saya pulang. Saya cari-cari literatur di internet,
dan akhirnya saya ketemu penelitian soal frekuensi resonan. Saya ngerti
sekarang. Dengungan turbin di atap bikin tubuh kita bereaksi. Fear frequency. Itu yang sering muncul
di tempat-tempat angker. Beberapa binatang ternyata juga punya suara yang bisa
melumpuhkan duluan mangsanya lewat rasa takut. Luar biasa, kan?”