Menyantap makanan manis berlebihan sebelum tidur memiliki sejumlah dampak buruk bagi tubuh, salah satunya risiko peradangan kronis yang terkait dengan sejumlah kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, obesitas, kanker, dan diabetes.
Gula dapat menyebabkan peradangan pada jaringan yang melapisi mulut dan tenggorokan, menyebabkan pembengkakan dan meningkatkan produksi lendir. Kondisi ini dapat memengaruhi pernapasan, menyebabkan mendengkur dan memperburuk sleep apnea. Mendengkur dan gangguan tidur mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi harus ditanggapi dengan serius.
Dampak buruk lain menyantap makanan mengandung gula sebelum tidur yakni membuat seseorang tetap terjaga dan menyebabkan hiperaktif. Gula rafinasi meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, yang dapat menyebabkan sulit untuk tertidur.
Berdasarkan studi dalam American Journal of Lifestyle Medicine menunjukkan, diet tinggi gula dikaitkan dengan kualitas dan durasi tidur yang buruk.
Konsumsi gula sebelum tidur juga dapat memengaruhi berat badan seseorang. Kelebihan gula akan disimpan dalam sel-sel lemak, dan jika konsumsinya berlebihan, maka dapat menyebabkan sel-sel lemak menjadi lebih besar.
Saat seseorang terjaga, tubuh mungkin dapat menggunakan gula untuk energi. Tetapi di malam hari ketika seseorang tidak melakukan aktivitas fisik, terlalu banyak asupan gula bisa menjadi masalah. Ketika seseorang makan gula sebelum tidur, orang tersebut tidak memetabolisme gula dengan benar dan itu menjadi peradangan.
Pada malam hari ketika seseorang tidur, tubuh tidak membakar gula dan cenderung mengarah pada penyimpanan lemak dan penambahan berat badan.
Maka baik kiranya untuk menghindari konsumsi gula menjelang waktu tidur, setidaknya 2-3 jam untuk memungkinkan pencernaan yang tepat.
Sumber: Antara, Mayo Clinic