Para orang tua mari menstimulasi anak untuk banyak bergerak karena akan berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang mereka.
Dari aspek tumbuh kembang anak, anak harus dirangsang untuk beraktivitas fisik, baik kejar-kejaran, main sepeda, bahkan nge-gym dan latihan beban.
Dalam mengajak anak berolahraga, orang tua harus mengetahui minat dan kecenderungan anak terhadap aktivitas olahraga tertentu. Bahkan tak masalah jika anak lebih menyukai olahraga berat seperti latihan beban selama intensitasnya tak berlebihan dan sesuai dengan usianya.
Sebagai contoh anak-anak di Rusia yang sudah latihan beban sejak dini. Mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan memiliki postur tubuh tinggi. Hal tersebut, merupakan bukti bahwa tak ada masalah jika anak melakukan latihan beban.
Sayangnya pandemi telah membuat segala aktivitas harus dilakukan di rumah, dan anak-anak menjadi jarang bergerak sehingga tubuh mereka tidak bugar.
Anak-anak yang dikurung terus di rumah, ini sangat bermasalah karena kalau dikurung biasanya larinya ke gadget dan snacking.
Terlalu banyak snacking apalagi yang berupa junk food, akan menyebabkan gula darah meningkat kemudian membuat seseorang berada dalam kondisi sugar crash. Pada sugar crash, gula darahnya menurun, pada saat itu lapar lagi, merangsang snacking lagi. Terus begitu. Padahal snack itu terus akan menimbun kalori di tubuh lebih banyak.
Maka orang tua perlu untuk mengarahkan anak agar aktif bergerak dan berolahraga agar tubuh mereka tetap bugar. Tak lupa, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan jika aktivitas dilakukan di luar rumah.
Sumber: Antara