Bale Raos Restaurant menyajikan hidangan khusus dari kegemaran Raja-raja zaman dulu yaitu kegemaran Sri Sultan HB VIII sampai dengan Sri Sultan HB X. Awal mula berdirinya Bale Raos atas gagasan GKR Hemas (istri Sri Sultan HB X) yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan kraton khususnya kuliner.
Pada tayangan KISARASA bertajuk “Hidangan Sultan untuk Chef Juna & Renatta! Resep Bersejarah Keraton Yogyakarta” sejumlah sisi lain kuliner diungkap. Di antaranya mengenai Bir Jawa.
Dinamakan Bir Jawa, karena seduhan rempah-rempah ini mirip bir. Komposisinya yaitu jahe, jeruk nipis, cengkeh, kapulaga, kayu manis, alang-alang, dan gula batu.
Di samping itu, Bir Jawa punya sejarah pada masa pergerakan Kemerdekaan di tanah Jawa. Kala itu, Bir Jawa digunakan sebagai alat diplomasi Istana Jogjakarta. Alkisah, pihak istana Jogjakarta selalu impor bir untuk menerima tamu dari pihak Belanda. Namun, bir Belanda cenderung mahal, sehingga istana memproduksi dan menyiapkan tempat khusus penyimpanan bir. Istana memproduksi Bir Jawa yang berasal dari rempah-rempah. Lantas minuman bir yang dikenal beralkohol disulap menjadi minuman yang tidak memabukkan.
Menurut General Manager Bale Raos Sumartoyo, Bir Jawa merupakan kreasi Sultan Hamengkubuwono VIII pada awal 1.900-an. Boleh dibilang hal tersebut merupakan Gastrodiplomacy yang dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII. Tidak hanya punya histori, Bir Jawa juga punya beragam khasiat bagi peminumnya, diantaranya untuk menjaga kesegaran tubuh, memperlancar peredaran darah serta menghangatkan tubuh.