Carian
Mengingat Suara Orang Yang Telah Berpulang 
October 31, 2022 Arifin

Kemajuan teknologi lebih memungkinkan kita untuk mengabadikan momen. Baik itu gambar, suara, dan sebagainya.

Pernah melihat Short Film Tenang karya sutradara Yandy Laurens dengan latar lagu Tenang yang dibawakan oleh Yura Yunita? Dikisahkan Gus (Ringgo Agus Rahman) bermimpi. Dalam mimpinya bapaknya tidak ada suaranya. Gus pun setelah bangun dari mimpi tersebut lalu menjadi gusar, nelangsa, ia lupa dengan suara almarhum bapaknya.

Setelah mencari, terdapat rekaman video lawas dimana ada bapaknya. Gus pun mencoba memperbaiki video tersebut. Setelah diperbaiki hanya 10 detik dari total rekaman yang dapat diselamatkan. Meski singkat, namun momen 10 detik itu memuat suara bapak Gus, “Bisa, Gus?”. Air mata dan haru pun menyeruak.

Bagi generasi dimana teknologi belum sedemikian maju, kisah dalam short film Tenang tersebut bisa begitu bertaut dan berkesan. Saya sendiri mencoba mengingat suara dari almarhum bapak. Bagi saya yang generasi 90-an, kenangan berupa foto ada dimana-mana, namun untuk rekaman berupa video (yang di antaranya memuat suara) merupakan hal yang belum masif dan lazim di masa tersebut.

Mengingat suara, animator Ryan Adriandhy yang belum lama ini mamanya meninggal dunia, menuliskan hal berikut pada caption/takarir di Instagram-nya:

Ternyata otak memiliki keterbatasan mengingat suara. Ia mampu mengenali suara ketika mendengar, tapi dalam mengingat suara, akurasinya tipis. Begitu pun milik saya. Bersyukur ada video. Karena suara Mama sudah mulai menipis di memori saya. Ketika saya mendengarnya, baru saya mengenalinya. I miss you everyday.

 Dengan kemajuan teknologi dan ragam media sosial yang ada, meninggalkan jejak berupa suara kini dapat lebih mudah. Maka buatlah hal tersebut teruntuk orang-orang tersayang, pun begitu diri sendiri menghadirkan suaranya dalam rekaman ataupun media sosial dari orang-orang terdekat.

Komen