Orang tua berperan penting dalam memberikan makanan bernutrisi dengan gizi seimbang untuk pertumbuhan anak yang optimal. Namun, dalam praktiknya kerap ada kendala yang muncul, misalnya anak yang pilih-pilih makanan, termasuk dalam urusan sayur.
Bagaimana cara menghadapi dan mengatasi anak yang tidak suka sayur agar mau menyantap makanan yang penting bagi kesehatannya?
Orang tua harus tahu dulu penyebab anak ogah makan sayur. Orang tua dapat berupaya menghilangkan atau mengurangi penyebabnya.
Bisa jadi ada anak yang langsung menolak begitu melihat ada sayuran hijau di piringnya karena trauma merasakan pahitnya sayur mayur. Mungkin ketika anak melihat hijau-hijau malas karena terbayang pahit, atau pernah trauma makan sayur pertama kali enggak enak jadi menolak.
Bila itu memang yang terjadi, orang tua bisa mengakalinya dengan mengolah agar tampilan sayur tertutup dengan bahan lain sehingga anak tidak tahu bahwa menu yang disajikan kepadanya adalah sayur.
Misalnya, mengukus sayur dan memotongnya kecil-kecil, kemudian mencampurkannya ke dalam bahan lain seperti telur agar rasa sayurnya tidak terlalu mencolok.
Orang tua tetap harus memperhatikan masalah nutrisi dengan memilih cara memasak yang tidak terlalu banyak menghilangkan gizi.
Bila telur dimasak dengan suhu tinggi, maka campurkanlah potongan-potongan sayur ketika telur sudah setengah matang agar kandungan nutrisinya tidak banyak menguap.
Orang tua juga diharapkan menerapkan pedoman prinsip “Isi Piringku” yang mengandung gizi seimbang. Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah.
Sumber: Antara