Arifin Diterbitkan 1 November 2022

Mengenal Tiket Kereta Api Dari Masa Ke Masa 

Kereta api merupakan sarana transportasi massal yang mengalami transformasi zaman. Transformasi itu di antaranya dapat terlihat kasat mata melalui tiket. Evolusi tiket kereta api dari masa ke masa di Indonesia, dimulai dengan tiket jadul pertama yakni tiket Edmondson. Tiket ini ditemukan oleh Thomas Edmondson dan pertama kali digunakan di Inggris pada 1840. Di Indonesia, tiket ini perdana dipakai di era Hindia Belanda oleh NIS pada 1897 untuk rute Semarang-Solo-Yogyakarta.

Tiketnya terbuat dari karton berukuran 6×3 cm. Saat pemeriksaan penumpang, kondektur akan melubangi tiket, tanda telah diperiksa. Tiket Edmondson terakhir dicetak di Indonesia pada tahun 2009.

Selanjutnya ada tiket kertas. Berukuran 20×7 cm yang digunakan mulai tahun 2009-2016. Tiket ini dicetak dengan printer dot matrix. Seiring dengan perkembangan yang digunakan KAI pada masa ini, tiket kereta api mengalami beberapa perubahan. Seperti penambahan hologram di sisi kanan dan kiri tiket hingga pada versi terakhirnya dicantumkan detail identitas penumpang dan QR Code untuk menghindari risiko pemalsuan tiket.

Lalu terdapat tiket boarding pass; yang dikenalkan pada tahun 2016. Tiket ini lebih cepat dicetak di mesin check in counter, kurang lebih hanya 2 detik per tiket. Tiket ini dicetak dengan printer thermal dalam bentuk yang sederhana dan memuat data penumpang dengan QR Code yang harus di-scan untuk memverifikasi penumpang dan menandakan penumpang sudah melakukan boarding.

Lalu pada tahun 2017 dilakukan peluncuran fitur E-boarding pass, yang merupakan boarding pass elektronik melalui aplikasi KAI Access. E-boarding pass juga terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi untuk menampilkan status vaksinasi yang menjadi syarat perjalanan. Setelah e-boarding pass terbit, penumpang bisa melakukan proses boarding dengan memindai QR Code dan menunjukkan kartu identitas untuk dilakukan verifikasi.

Sumber: PT KAI