Siapa yang tidak gemar ngemil (snacking)? Hasil survei State of Snacking 2019 dari Mondelez International mengungkap bahwa 85 persen orang tua di Indonesia menurunkan kebiasaan mengemilnya pada anak. Maka timbul pertanyaan, telahkah orang tua menurunkan kebiasaan mengemil yang baik pada anak?

Kala anak tak bisa mengendalikan nafsu snacking-nya, bisa jadi karena anak mencontoh perilaku dari orang tuanya.

Maka penting kiranya untuk mengendalikan diri saat ngemil jajanan/snacking. Kendali itu, di antaranya sebisa mungkin sebelum membeli atau mengonsumsi snack, mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk membuat snack tersebut. Dengan tahu bahan-bahannya, maka dapat mengerti, di antaranya sisi negatif, yakni risiko saat memakannya dalam jumlah tertentu.

Hal tersebut sebisa mungkin dilakukan dan dipraktikkan oleh orang tua, lalu mengedukasi anak.

“Jadi sejak kecil, biasakan anak Anda untuk pikir dulu sebelum menelan sesuatu. Tapi kalau Anda pun sebagai orang tua makan segala sesuatunya secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu, bertobat!” pesan dari Chef serta praktisi hidup sehat Edwin Lau.

“Ngemil boleh-boleh saja, tapi harus bisa dikendalikan. Sebisa mungkin pilih buah-buahan dahulu sebagai camilan utamanya, dan saat sudah kenyang barulah diizinkan untuk makan snack ringan kesukaannya. Saya jamin sekalipun “ringan”, kalau perut sudah full, anak-anak juga tidak akan mampu ngemil berlebihan,” tutur Edwin Lau menyarankan.