Carian
Melihat Sisi Humanis Warga Binaan 
December 9, 2022 Arifin

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar diksi “penjara”, “lembaga pemasyarakatan”? Seiring dengan paparan informasi dari berbagai sisi, saya menemukan adanya nuansa humanis dari penjara ataupun lembaga pemasyarakatan.

Anda sudah melihat video klip “Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu”? Dikisahkan Agus si sulung yang harus berjuang untuk menjadi “orang tua” bagi adik-adiknya. Peran tersebut dijalaninya dengan gembira, penuh tanggung jawab, serta ada rasa berat tentunya. Biar bagaimana Agus si anak tertua, masih dalam lingkup usia anak.

Dalam video klip dari lagu yang dibawakan Sal Priadi tersebut dikisahkan sang ibu merupakan warga binaan. Relasi kasih sayang ibu dan anak pun tercermin, dari pertemuan singkat di hari kunjungan, love language berupa pelukan-sentuhan-cium tangan-kebersamaan saat makan, serta mimik wajah tersurat dan tersirat baik Agus dan sang ibu.

Melalui video klip tersebut, kita dibawa untuk melihat sudut pandang warga binaan, serta dari sisi keluarganya. Sebuah sisi yang begitu humanis.

Sisi humanis tersebut juga dapat dilihat pada video bertajuk “Asa dalam Aksara” yang dibuat Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Barito Kuala, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Video tersebut dibuat sebagai bagian dari peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tingkat Nasional ke-57 Tahun 2022.

Video “Asa dalam Aksara” menceritakan mengenai pendidikan keaksaraan di Rutan kelas II B Marabahan.

 “Warga binaan yang menanti untuk belajar membaca dan menulis, yang selama ini tak mereka dapatkan selama di luar tahanan,” tutur narator dalam video tersebut.

Pendidikan keaksaraan di rumah tahanan sejalan dengan semangat pendidikan untuk semua. Senyampang dengan itu, Rutan Marabahan memiliki visi agar para warga binaannya zero buta aksara.

Untuk mengajarkan pendidikan keaksaraan, pamong belajar dari SKB Barito Kuala menggunakan media kartu bergambar menggunakan media canva yang kemudian ditempelkan pada snack. Warga binaan lalu diminta bercerita tentang gambar tersebut, bercerita tentang apa yang mereka lihat, serta menuliskan kembali pada media yang sudah disediakan.

Adapun alasan dari warga binaan untuk mengikuti pendidikan keaksaraan seperti diungkap pada sesi testimoni di video tersebut, yakni ada yang bermotif agar orang lain tidak bisa lagi membodohi dirinya, ada yang memiliki asa untuk bisa mengajari anaknya membaca di rumah, serta agar di jalanan tidak nyasar.

Masih terkait dengan sisi humanis warga binaan, Anda pun dapat menemuinya pada sejumlah film maupun serial. Terdapat “Miracle in Cell No. 7”, “Dapur Napi”, sebagai contoh, yang dapat memberikan perspektif sisi kemanusiaan para warga binaan.

Komen