Mengenal Teman dengan Disabilitas Lewat Buku Cerita
Arfianingrum Pujiastuti
Buku “Ayo Berteman: Mari Mengenal Teman dengan Disabilitas” tiba di rumah kami kemarin. Saya terkagumkan dengan isinya yang memberikan selayang pandang mengenai disabilitas.
Penulisnya Grace Melia berprofesi sebagai Play Therapist. Ia juga senang berbagi seputar parenting, pernikahan, bermain, dan mental health di blog serta Instagramnya. Sosok yang akrab dipanggil Gesi juga merupakan orang tua dari Aubrey Naiym Kayacinta. Aubrey lahir dengan Congenital Rubella Syndrome sehingga ia memiliki ‘kado’ bawaan macam-macam: cerebral palsy, ketulian, kebocoran jantung, pengapuran otak, dan disabilitas intelektual.
Menurut hemat saya, buku “Ayo Berteman: Mari Mengenal Teman dengan Disabilitas” cocok untuk dibaca oleh anak dan orang tua. Buku cerita ini berisi bahwa manusia itu berbeda-beda dan itu tidak apa-apa. Dalam kaitannya dengan disabilitas, penting sekali menanamkan rasa empati dan mengasihi teman yang berkebutuhan khusus.
Pada buku cerita tersebut diperkenalkan beragam karakter disabilitas yakni Aubrey yang memiliki cerebral palsy, Zafran yang terlahir tuli, Embun yang lahir dengan hidrosefalus, Raka yang lahir dengan katarak hingga menyebabkannya harus memakai kacamata khusus.
Bagi anak nondisabilitas ketika bertemu anak disabilitas “dijembatani” dengan sejumlah ide yaitu temani kami bermain, tawarkan snack, bantu dorong kursi roda kami.
Sedangkan bagi orang tuanya pun diberikan sejumlah tips, seperti:
>> Mari setop penggunaan kata autisme, budeg, dan lain-lain untuk konteks bercanda
>> Hindari mengamati penyandang disabilitas lekat-lekat
>> Hindari memakai diksi ‘kasihan’ saat berinteraksi dengan keluarga yang dikaruniai anak berkebutuhan khusus
>> Berikan contoh yang baik pada anak, because children see, children do