Kapan
Terakhir Kali Anda Melamun?
Kapan terakhir kali Anda melamun?
Benar-benar melamun. Berapa lama screentime
harian Anda? Hal tersebut mengapung di permukaan tanya selepas saya menonton
Daniel Tetangga Kamu yang berjudul: Rapijali, Skrip Novel Milik Dee Lestari
Yang Sudah “Tertidur” Selama 28 Tahun.
Pewawancara Daniel Mananta menyatakan
dia benar-benar dapat melamun dan bengong, lepas dari alat elektronik, ketika
sedang mandi. Pun begitu, bahkan penulis Dewi Lestari merasakan ada tarikan
motorik untuk mengecek ponsel ketika sedang melakukan perjalanan.
“Dan gua merasa pada saat ini, melamun
menjadi sebuah luxury, suatu
keistimewaan yang jarang-jarang gua dapat, karena begitu banyak hal yang
meminta perhatian gua,” jelas Dewi Lestari.
Waktu kosong menjadi aneh. Seperti ada yang
harus dilakukan. Seperti silih berganti hal menuntut perhatian dan atensi.
Mungkin itulah kiranya yang membuat diri
seakan begitu lelah, serta berlarut-larutnya hal yang dikerjakan. Yang jelas, kita memiliki keterbatasan.
Secara waktu, kemampuan pikiran, kemampuan fokus. Ambil contoh, distraksi
karena media sosial. Ketika konsentrasi Anda sudah terganggu, Anda membutuhkan
waktu kira-kira 15 menit untuk mengembalikan fokus pada pekerjaan yang sempat
terputus.
Maka berbagai laku dapat dilakukan untuk
mitigasi hal tersebut, di antaranya monotasking,
pomodoro, mindfulness. Manakala hal tersebut dapat konsisten dilakukan,
maka melamun dapat dilakukan dengan lebih tenang dan utuh.
Saya sendiri secara pribadi, menemukan “momentum
melamun”, ketika menjadi penumpang. Entah itu penumpang di sepeda motor, mobil,
kereta api, pesawat terbang. Melamun, berbicara dengan pikiran sendiri, dan ada
kegembiraan tersendiri, di antaranya lebih mengenali diri sendiri.
Bagaimana dengan Anda? Kapan terakhir
kali benar-benar melamun?