Upanat Barabudur merupakan sandal khusus yang digunakan untuk menaiki struktur Candi Borobudur sebagai upaya pelestarian untuk meminimalisir terjadinya keausan batu tangga.

Bukan tanpa alasan diksi “upanat” yang dipilih. Pemilihan kata “upanat” memiliki arti “alas kaki” merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.

Sandal khusus ini sebelum diluncurkan, telah melalui proses kajian yang bertujuan untuk mendapatkan prototipe alas kaki (sandal) yang memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual (DEKS), serta sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal Borobudur.

Metode penelitian kajian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap uji laboratorium untuk melakukan uji terhadap beberapa sampel material alas kaki dan tahap pembuatan sandal khusus.
Awalnya dilakukan desain beberapa bentuk. Setelah melalui beberapa literasi bentuk, ternyata ada relief di Candi Borobudur, tepatnya Relief Karmawibhangga nomor 150 tentang alas kaki itu. Maka bentuk sandal ini sama dengan bentuk di panel 150 dan disebut sebagai upanat yang berarti alas kaki. Upanat Barabudur merupakan alas kaki yang terbuat dari anyaman daun pandan.

Seperti dilansir Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi disimpulkan bahwa penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai. Dari hasil uji gesekan diketahui bahwa jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah.