Arifin Diterbitkan 4 March 2022

Disiplin Luar Biasa Ala Seniman

Puthut Eko Arianto atau lebih lazim dikenal sebagai Puthut EA dalam wawancaranya di BEGINU mengungkap tentang disiplin luar biasa ala seniman. Puthut EA dikenal sebagai penulis, peneliti, kepala suku Mojok (pendiri situs Mojok).

“Seniman itu mestinya disiplin. Karena misalnya dalang, dalang itu kurang disiplin apa? Kencing aja enggak. Naik panggung jam segitu, harus mengawal cerita yang sangat panjang. Kalau tidak punya mekanisme disiplin yang luar biasa, sangat tidak mungkin,” jelas penulis buku “Buku Latihan Untuk Calon Penulis”.

Puthut EA lalu memberikan contoh lainnya yakni seniman pembuat gendang.

“Para empu, pembuat gendang, alat-alat musik, itu disiplinnya luar biasa. Dia sampai tahu presisi kapan pohon nangka atau pohon tertentu itu harus ditebang dan kapan harus dikeringkan, dan kapan harus digarap,” terangnya.

Lalu disiplin luar biasa dari seniman juga ditunjukkan oleh Puthut EA sendiri. Sebagai seniman kata-kata (baca: penulis). Keterampilannya menulis ditempa dalam disiplin panjang.

“Saya satu tahun penuh belajar menulis fiksi. Saya ada satu fase setiap hari harus menyelesaikan satu fiksi, satu cerpen selama satu tahun,” tutur penulis kumpulan cerpen “Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali”.

Puthut EA juga pernah berada dalam situasi yang akhirnya menjadi blessing in disguise karena menempa disiplin kreatifnya. Kala itu ia harus meminjam komputer temannya untuk membuat tulisan. Temannya yang merupakan asisten dosen itu meminjamkannya komputer di durasi tidurnya. Alhasil Puthut EA memiliki waktu jam belajar menulis dari jam 10 malam hingga jam 5 pagi.