Tanggal 3 Maret 2022 bertepatan dengan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1944. Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian, yakni:
- amati geni (tidak menggunakan dan atau menghidupkan api),
- amati karya (tidak bekerja),
- amati lelungan (tidak bepergian), dan
- amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan)
Nyepi, selain memiliki arti instropeksi dan pembaharuan, ternyata berkorelasi positif dengan lestarinya alam. Seperti dilansir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, perayaan Nyepi dapat mengurangi emisi karbondioksida sebesar 20.000 ton serta mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33%. Dengan demikian secara tidak langsung, Nyepi turut membersihkan udara di alam semesta ini.
Berkat Nyepi, seperti dilansir Earth Hour World Wildlife Fund Indonesia, terjadi penghematan listrik sebanyak 60% (sekitar 290 megawatt). Penghematan lainnya selama Nyepi seperti diwartakan koran Tempo, yaitu karbon 20 ribu ton, BBM 500 ribu liter, serta LPG 50 persen (setara dengan Rp 1,4 miliar).
Hari Raya Nyepi juga menjadi detoks digital di Pulau Bali. Sejak 2018, majelis keagamaan di Bali meminta operator seluler dan internet mematikan koneksinya selama satu hari. Gayung bersambut, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyetujuinya. Detoks digital atau istirahat dari internet selama satu hari penuh untuk Pulau Bali terjadi. Pengecualian dilakukan yakni internet masih dapat diperasikan di kantor polisi dan rumah sakit.