Arifin Diterbitkan 10 March 2022

Menilik Makanan Pesawat di Indonesia

Anda kerap naik pesawat terbang? Pernahkah berpikir tentang dapur, harga dari makanan yang disajikan di pesawat? Chef Edwin Lau melalui akun Instagram-nya berusaha menjawab hal tersebut.

Menurut Chef Edwin, maskapai penerbangan sebenarnya tidak punya “dapur” sendiri untuk membuat semua makanan yang akan disajikan di kabin pesawat. Jadi mayoritas maskapai akan mengambil dari outside catering yang umumnya juga merupakan anak usaha perusahaan mereka.

Untuk urusan porsi, Edwin menjelaskan, “Dan semua standar maskapai akan menyajikan 1/2 porsi dari yang umumnya dikonsumi dalam sekali makan. Jadi lebih buat “ngeganjel” daripada kenyang + lower food cost.”

Lalu bagaimana dengan makanan pesawat di masa pandemi? Memasuki masa pandemi, menurut Edwin yang dikenal sebagai healthy chef, harga modal yang ditetapkan katering anjlok akibat penerapan harga yang ditetapkan oleh maskapai. Kemasan wadah makanan lebih banyak menggunakan paper cup/plate, dan penggunaan protein dikurangi karena anggaran.

Edwin juga menerangkan bahwa biaya modal makanan pesawat juga ditentukan dari jarak penerbangan. Durasi penerbangan 45 menit (roti/kue bolu, pastry/kacang, air mineral/soft drink) modalnya sekitar 15-25 ribuan. Sedangkan untuk jarak 90 menitan (full set dengan main course), modalnya bisa 30-45 ribuan untuk kelas ekonomi. Untuk business class, modalnya bisa naik 50-100%, mayoritas karena penggunaan lebih banyak protein dan pilihan snack/minuman yang lebih banyak. Lalu untuk first class meal, modalnya bisa 100 ribuan ke atas, apalagi yang memakai fasilitas Chef On Board dimana makanan di-finishing di kabin & disajikan full course meal.

Edwin Lau menegaskan bahwa setiap maskapai punya benchmark beda-beda. “Namun umumnya maskapai lokal segituan harga modal makanannya, include free flow water, additional snacks, coffee/tea, milk, dan lain-lain,” terangnya.