Gargle merupakan cara untuk membersihkan kuman yang sudah masuk dari saluran pernapasan atas dan bersarang di tenggorok. Gargle (berkumur di pangkal tenggorok) terbukti dapat mencegah infeksi saluran napas atas akut, terlebih dalam situasi pagebluk Covid-19.
Metode Gargle bermanfaat untuk penurunan odds ratio demam pada anak, penurunan insidensi ISPA, menghilangkan halitosis dan sisa makanan, mengurangi nyeri.
Gargle juga bisa dilakukan oleh anak-anak yang sudah berusia di atas 6 tahun. Sebagai awalan, anak bisa menggunakan air biasa dan dipandu atau diawasi oleh orang tua. Untuk anak-anak hindari melakukan gargle menggunakan bahan yang mengandung alkohol.
Seperti dilansir Antara, Gargle terdiri dari dua pilihan bahan, yang bersifat natural seperti air putih, air garam dan teh hijau. Sedangkan yang bahan antiseptik biasanya menggunakan Povidone Iodine (PVP-I).
PVP-I memberikan perlindungan ekstra dan dapat menjadi salah satu pilihan cairan gargle karena terbukti memiliki spektrum luas, termasuk untuk membunuh kuman penyebab penyakit di rongga mulut dan tenggorok. Cairan antiseptik PVP-I memiliki aktivitas antiinfeksi terhadap bakteri, jamur, virus, termasuk Coronavirus. Efektivitas PVP-I dalam melawan Covid-19 telah banyak dibuktikan melalui berbagai studi.
Selain itu ber-gargle menggunakan PVP-I dapat digunakan untuk mengatasi gusi bengkak, sakit tenggorok, sariawan, bau mulut, dan napas tidak segar.
Lalu seberapa intens sebaiknya melakukan gargle dalam sehari? Masyarakat dianjurkan untuk ber-gargle dua kali sehari selama 30 detik sesuai kebutuhan seperti saat keluar rumah dan setelah bertemu orang lain.
Untuk metodenya, bisa melakukan gargle bisa dengan cara 3T yaitu tuang, teguk, dan tengadah. Pertama-tama, tuang cairan gargle sebanyak 15-20 cc. Lalu teguk dan tahan cairan di kerongkongan. Tengadahkan kepala sejauh 45 derajat dan hembuskan napas selama 30 detik, kemudian buang.