Bosan dengan olahraga yang itu-itu saja? Bagaimana jika mencoba olahraga panjat tebing? Panjat tebing tak hanya baik untuk kesehatan fisik, olahraga yang dikenal menantang dan memicu adrenalin ini juga baik untuk kesehatan mental. Namun, pastikan Anda berhati-hati saat melakukannya.
Banyak otot yang bekerja ketika Anda melakukan panjat tebing, baik otot tubuh bagian atas maupun bawah, termasuk punggung, perut, bahu, lengan, dan tungkai. Bahkan, jari-jari Anda pun ikut terlatih saat memanjat tebing. Seperti dilansir Alodokter, jika dilakukan secara teratur, panjat tebing dapat meningkatkan kelenturan dan kelincahan tubuh serta memperkuat otot tubuh. Selain itu, panjat tebing juga memiliki beragam manfaat lain, yaitu:
- Meningkatkan konsentrasi dan fokus
- Membangun rasa percaya diri
- Mengatasi stres atau sebagai terapi depresi
- Menurunkan berat badan
- Menurunkan risiko terkena penyakit tertentu, seperti penyakit jantung
- Memperbaiki kualitas tidur
Olahraga panjat tebing lazimnya dilakukan di alam terbuka yang dipenuhi oleh tebing-tebing tinggi. Namun, Anda juga bisa melakukan olahraga ini di dalam ruangan yang memiliki fasilitas dinding tebing buatan (indoor wall climbing). Bahkan fasilitas panjat tebing bermunculan di sejumlah mal pada masa pandemi Covid-19. Mendekatkan panjat tebing kepada masyarakat.
Seperti dilansir majalah Tempo, Anda dapat menjajal panjat tebing di climbing gym Climb On di lantai 1 Plaza Semanggi, Jakarta; climbing wall di Mal fX Sudirman, Jakarta; Boulder Climbing Gym, Boxies 123 Mall, Bogor; Manjat Climbing Gym di dalam mal Click Square, Kota Bandung.
Memanjat Sejak Dini
Manfaat memanjat juga bisa didapatkan oleh anak di bawah umur 5 tahun melalui Pikler Triangle. Pikler Triangle merupakan permainan yang dapat mengasah kemampuan motorik si Kecil dengan cara memanjat,menaiki tangga dan sebagainya.
Faedah dari memanjat tak hanya untuk melatih otot dan tulang anak, tetapi bisa mengasah keseimbangan, melatih koordinasi tangan dan kaki, meningkatkan kesigapan, hingga membuat anak lebih lincah bergerak. Seperti dilansir Parenting Indonesia, anak juga diajarkan untuk memahami dimensi ketinggian lewat pemandangan yang dia lihat dari atas, yang ternyata berbeda jika dilihat dari bawah.